Minggu, 02 Oktober 2011

Simplisa

Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami perubahan apapun kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi 3 macam :
1. Simplisia Nabati
         Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia
2. Simplisia Hewani
        Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan atau bagian hewan zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimi murni.
3. Simplisia Peilkan (mineral)
       Simplisia pelikan adalah simplisia yang berupa bahan-bahan pelikan (mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia.

Bagian-bagian yang digunakan sebagai bahan obat yang disebut simplisia meliputi :
a. Kulit (cortex), adalah kulit bagian luar dari tanaman tingkat tinggi yang berkayu
b. Kayu (lignum), merupakan pemanfaatan bagian tanaman dari batang atau cabang
c. Daun (folium), merupakan jenis simplisia yang paling umum digunakan sebagai bahan baku ramuan obat
    tradisional maupun minyak atsiri.
d. Herba, berupa produk tanaman obat dari jenis herba yang bersifat herbaceous.
e. Bunga (flos), berupa bunga tunggal atau majemuk, bagian bunga mejemuk serta komponen penyusun bunga
f. Akar, yang sering dimanfaatkan berasal dari jenis tanaman yang umumnya berbatang lunak dan memiliki
   kandungan air yang tinggi.
g. Umbi (bulbus), adalah produk berupa potongan rajangan umbi lapis. umbi akar, atau umbi batang. Bentuk
    ukuran umbi bermacam-macam tergantung dari jenis tanamannya.
h. Rimpang (rhizoma), adalah produk tanaman obat berupa potongan-potongan atau irisan rimpang
i. Buah (fructus), simplisia buah ada yang lunak dan ada pula yang keras. Buah yang lunak akan menghasilkan
   simplisia dengan bentuk dan warna yang sangat berbeda, khususnya bila buah masih dalam keadaan segar.
j. Kulit buah (perikarpium), ada yang lunak dan keras, bahkan ada pula yang ulet dengan bentuk bervariasi
k. Biji (semen), diambil dari buah yang telah masuk sehingga umumnya sangat keras. Bentuk dan ukuran
    simplisia biji pun bermacam-macam tergantung dari jenis tanaman (Anonim, 2004)

Uji standarisasi simplisia
Tujuan : untuk mengetahui kebenaran dan mutu simplisia yang meliputi analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif terdiri atas pengujian organoleptik, pengujian mokroskopik, pengujian mikroskopik, dan pengujian histokimia.
1. Uji Organoleptik
         Uji dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui khususnya bau dan rasa simplisa yang diuji.
2. Uji Makroskopik
         Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar tanpa menggunakan alat. Cara ini dilakukan untuk mencari khususnya morfologi, ukuran. dan warna simplisia yang diuji.
3. Uji Mikroskopik
        Uji Mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat berupa sayatan melintang, radial, paradermal maupun membujur atau berupa serbuk. Pada uji mikroskopik dicari unsur-unsur anatomi jaringan yang khas. Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenalan yang spesifik bagi masing-masing simplisia.
4. Uji Histokimia
      Uji Histokimia bertujuan untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan yang terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi spesifik, zat-zat kandungan tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula sehingga mudah dideteksi (Anonim, 1987)
Tahap-tahap pembuatan simplisia :
1. Pemanenan
2. Pengumpulan
3. Sortasi basah
4. Pencucian
5. Perajangan
6. Pengeringan
7. Sortasi kering
8. Pengawetan
9. Pengemasan

Daftar pustaka :
Anonim.1987. Analisis Obat Tradisional. 2 – 3. Jakarta : Depkes RI
Anonim 2004. Chapter II : Obat Tradisional. repository.usu.ac.id. diakses tanggal 3 oktober 20111

Tidak ada komentar:

Posting Komentar