Sabtu, 08 Oktober 2011

Uji sifat fisik Tablet

 Uji sifat fisik yang dilakukan terhadap tablet yang sudah jadi meliputi :
1. Keseragaman Bobot
    Menurut FI III (1979), Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang 20 tablet. Dihitung
    bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang
    masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 5 % (CV < 5%).
    Dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari 10% bobot rata-ratanya.
2. Kekerasan Tablet
 
Stokes Tablet Hardness Tester Model 539
(diambil dari : www.ccstabletpress.com) 
Tujuan dilakukan uji kekerasan tablet adalah untuk memperoleh gambaran tetang ketahanan tablet
melawan :
- Tekanan mekanik (goncangan)
- Tekanan pada saat pembungkuran, pengangkutan,
   dan penyimpanan.
Kekerasan tablet yang baik berkisat 4-8 kg dan 7-12 kg untuk tablet kunyah. Alat yang digunakan untuk uji kekerasan tablet adalah Stokes Monsanto Hardness Tester.
Sebuah tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi vertikal, kemudian spiral pada bagian bawah skala diputar perlahan-lahan sampai tablet pecah. Dibaca skala yang dicapai pada tablet tepat hancur (Gauhar, 2006)
3. Kerapuhan Tablet (Friability Test)
Tablet Friability Apparatus
(diambil dari : www.pharmlabs.unc.edu)

Friability test adalah sebuah metode untuk menentukan / mengukur kekuatan fisik tablet non salut terhadap tekanan mekanik atau gesekan
Uji kerapuhan tablet menggunakan alat friability atau abrasive test
Cara penggunaan alat :
20 tablet yang telah dibebasdebukan dan ditimbang dimasukkan ke dalam alat dan diputar selama 4 menit, 25 rpm.
Tablet dikeluarkan dari alat dan ditimbang bobot masing-masing tablet
Hitung prosentasi kehilangan bobot yang dialami tablet oleh alat tersebut.
Tablet yang baik mempunyai kerapuhan kurang dari 0,8% atau 1%.


4. Keseragaman Kandungan
    Untuk zat aktif kurang dari 50% bobot total tablet atau dosis kecil keseragaman kandungan dicek
    satu persatu
5. Waktu Hancur
    Waktu hancur merupakan waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet menjadi partikel-
    partikel penyusunnya bila kontak dengan cairan. Waktu hancur tablet juga menggambarkan
    cepat lambatnya tablet hancur dalam cairan pencernaan (Gauhar, 2006)
    Dimasukkan 5 tablet ke dalam tabung berbetuk keranjang, kemudian diturunnaikkan tabung
    secara teratur 30 kali setiap menit dalam medium air dengan suhu antara 36-38 derajat celcius.
    Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kaca. Dicatat lama
    waktu hancur tablet (Anonim, 1979).
    Alat yang digunakan sama dengan alat yang digunakan pada uji disolusi tablet
6. Disolusi
Tablet disintegration tester
(diambil dari : www.pharmalab.org)
Disolusi adalah proses melarutnya zat padat dalam cairan medium tertentu. Parameter yang dapat ditentukan dari proses disolusi adalah kecepatan disolusi. Kecepatan disolusi atau kecepatan pelarutan   merupakan kecepatan larut zat aktif dari sediaan farmasi atau granul atau partikel sebagai pecahnya bentuk sediaan tersebut setelah berhubungan dengan cairan pelarut.
Bila suatu tablet atau sediaan obat lainnya dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air atau dimasukkan ke dalam saluran cerna, obat tersebut mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk padatnya. Kalau tablet tersebut tidak dilapisi polimer, matriks

     dapat juga mengalami disintegrasi menjadi granul-granul dan granul-granul ini mengalami
     pemecahan menjadi partikel-partikel yang halus. Disintegrasi, degradasi, dan disolusi bisa
     berlangsung serentak dengan melepasnya suatu obat dari bentuk dimana obat tersebut
     diberikan.
    -kelarutan obat dalam media yang cocok sesuai dengan monografi
    -dinyatakan dalam DE atau T45 atau C45
7. Daya serap
    -untuk mengamati pengaruh bahan penghancur di dalam formula tablet
    -Dinyatakan berat air yang diserap sampai di setiap menit tertentu

Daftar Pustaka :
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi II, Jakarta : Departemen Kesehatan  Republik Indonesia
Gauhar, A., 2006, Optimasi Formula Tablet Kunyah Susu Kuda Liar dengan Bahan Pengisi Serbuk
           Jahe (Zingiber officinale, Rose) Instan dan Manitol dengan Metode Simplex Lattice Design.
           Skripsi, Yogyakarta : UAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar