Jumat, 07 Oktober 2011

Diare

Diare adalah terjadinya BAB (buang air besar) atau lebih / hari dengan konsentrasi lunak /cair tidak seperti biasanya. Kebanyakan terapi diare meningalkan URO (Upaya Rehidrasi Oral) dan menggunakan antibotika, antisekresi, spasmolitika, adsorben. Antibiotika hanya diperlukan pada diare akut yang spesifik. Penggunakan spasmolitika (Loperamid, Papaver, Ekstrak belladon, Atropin sulfa) berefek fatal ileus paralitikus terutama pada anak-anak. Obat ini tidak terbukti mengurangi kehilangan cairan dan tidak memperpendek lama diare.
Jenis-jenis diare antara lain :
1. Diare akut, disebabkan oleh infeksi usus, infeksi bakteri, obat-obat tertentu atau penyakit lain. Gejala
    diare akut adalah tinja cair, terjadi mendadak, badan lemas kadang demam dan muntah, berlangsung
    beberapa jam sampai beberapa hari.
2. Diare kronik, yaitu diare yang menetap atau berulang dalam jangka waktu lama, berlangsung selama 2 
    minggu atau lebih.
3. Disentri adalah diare disertai dengan darah dan lendir
Diare yang hanya sekali-sekali tidak berbahaya dan biasanya sembuh sendiri. Tetapi diare yang berat bisa menyebabkan dehidrasi dan bisa membahayakan jiwa. Dehidrasi adalah suatu keadaan dimana tubuh kekurangan cairan tubuh yang dapat berakibat kematian, terutama pada anak/bayi jika tidak segera diatasi.
Bila penderita diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian, terutama pada bayi dan anak-anak di bawah umur lima tahun. Pada kasus yang jarang, diare yang terus-menerus mungkin merupakan gejala penyakit berat seperti tipus, cholera atau kanker usus.

Gejala-gejala
- Frekuensi buang air besar melebihi normal
- Kotoran encer / cair
- Sakit / kejang perut, pada beberapa kasus
- Demam dan muntah, pada beberapa kasus

Gejala pada anak :
- Dehidrasi ringan/sedang; gelisah, rewel, mata cekung, mulut kering, sangat haus, kulit kering
- Dehidrasi berat, lesu, tak sadar, mata sangat cekung, mulut sangat kering, malas/tidak bisa minum, kulit 
   sangat kering

Penyebab
- Ansietas/cemas (misal: saat ujian, bepergian)
- Keracunan makanan (makanan yang terkontaminasi bakteri atau racun kimiawi).
- Infeksi virus dari usus (misal flu usus)
- Alergi terhadap makanan tertentu, tidak tahan susu (pada orang-orang yang tidak mempunyai enzim   
   laktase yang berfungsi untuk mencernakan susu)
- Peradangan usus, misalnya : kholera, disentri,bakteri lain, virus dsb
- Kekurangan gizi misalnya : kelaparan, kekurangan zat putih telur.

Hal Yang Dapat Dilakukan
- Minum banyak cairan (air, sari buah, sup bening). Hindari alkohol, kopi/teh, susu. Teruskan pemberian air 
   susu ibu pada bayi, tetapi pada pemberian susu pengganti ASI encerkan sampai dua kali.
- Hindari makanan padat atau makanlah makanan yang tidak berasa (bubur, roti, pisang) selama 1 – 2 hari.
- Minum cairan rehidrasi oral-oralit/larutan gula garam
- Cucilah tangan dengan baik setiap habis buang air besar dan sebelum menyiapkan makanan. ( Diare 
   karena infeksi bakteri/virus bisa menular ).
- Tutuplah makanan untuk mencegah kontaminasi dari lalat, kecoa dan tikus.
- Simpanlah secara terpisah makanan mentah dan yang matang, simpanlah sisa makanan di dalam
   kulkas.
- Gunakan air bersih untuk memasak
- Air minum harus direbus terlebih dahulu
- Buang air besar pada jamban
- Jaga kebersihan lingkungan
- Bila diare berlanjut lebih dari dua hari, bila terjadi dehidrasi, kotoran berdarah, atau terus-menerus kejang 
  perut periksakan ke dokter (diare pada anak-anak/bayi sebaiknya segera dibawa ke dokter)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar