Titrasi (diambil dari kimiaanlisa.web.id) |
Pada dasarnya metode analisis dibagi menjadi 2, yakni metode klasik atau metode konvensional dan metode modern. Metode konvensional terdiri atas metode gravimetri dan metode volumetri. Metode Gravimetri berdasarkan pada penimbangan berat konstan suatu senyawa yang dianilis. Metode Volumetri merupakan metode analisis yang mendasarkan pada pengukuran volume larutan baku yang beraksi dengan senyawa yang akan dianlisis dan reaksinya berlangsung secara kuantitatif (Gandjar dan Rohaman, 2007).
Secara umum metode modern lebih unggul dibandingkan dengan metode konvensional, karena metode modern menawarkan kepekaan yang tinggi (batas deteksinya kecil), jumlah sampel yang diperlukan sedikit, dan waktu penerjaannya relatif cepat karena beberapa metode modern (seperti kromatografi), selain dapat untuk melakukan analisis kuantitatif juga dapat digunakan untuk melakukan pemisahan senyawa terhadap sampel. Kelemahan dari metode modern, hampir semua analisis dilakukan dengan menggunakan baku rujukan. Kelemahan yang lain pada metode modern adalah terkait dengan reprodusibilitasnya yang rendah dibandingkan dengan metode konvensional (Gandjar dan Rohman, 2007).
Dasar-dasar yang harus dikuasai dalam menguasai kimia analisis :
1. Lambang unsur
2. Rumus empiris, adalah rumus kimia yang menyatakan rasio perbandingan terkecil dari atom
-atom pembentuk senyawa.
Contoh : rumus empiris glukosa : CH2O (http://www.chem-is-try.org)
3. Valensi, adalah bilangan yang menyatakan berapa banyaknya atom H atau atom lain yang
ekeuvalensi dengan H.
Contoh : HCl = valensi atom Cl = 1
H2S = valensi atom S = 2
CH4 = valensi atom C = 4
4. Bilangan Oksidasi, adalah bilangan yang identik dengan valensi tetapi dengan tanda yang
menyatakan sifat muatan ketika terbentuk dari atomnya yang netral (HClO,HClO2,HClO3
HClO4)
5. Rumus bangun atau struktur : konsep dari valensi (komposisi senyawa) : C6H6,C6H6O
Rumus empiris sama belum tentu rumus struktur sama.
Contoh : rumus struktur glukosa (C6H12O6) pada gambar 1
D-Glukosa (diambil dari http://gozplat1211.blogspot.com) |
pada hukum-hukum dasar kimia. Penulisan persamaan reaksi memberikan kesederhanaan
tentang sebuah reaksi. Misalnya jika kita mereaksikan antara larutan timah hitam nitrat dengan
Kalium iodida (gambar 2)
Persamaan reaksinya dapat dituliskan dengan tanda-tanda yang menyertainya seperti di bawah
ini :
Gambar 2 Mereaksikan Timah Hitam Nitrat dengan kalium iodida dan membentuk endapan kuning |
Penyederhanaan menggunakan istilah-istilah seperti ;
+ (ditambah) "bereaksi dengan"
→ (tanda panah) "menghasilkan"
dan keterangan tentang zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia adalah ;
(s) padatan (s = solid),
(g) gas (g = gas),
(l) cairan atau leburan (l = liquid),
(aq) terlarut dalam air (aq = aquous).
(g) gas (g = gas),
(l) cairan atau leburan (l = liquid),
(aq) terlarut dalam air (aq = aquous).
Persamaan reaksi di atas, dibaca dengan “Pb-nitrat yang terlarut dalam air bereaksi dengan kalium iodida yang terlarut dalam air menghasilkan Pb-iodida berbentuk endapan dan kalium nitrat yang terlarut dalam air (http://www.chem-is-try.org).
Daftar Pustaka :
Gandjar, I.G., dan Rohman, A., 2007.Kimia Farmasi Analisis.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
gozplat1211.blogspot.com
id.wikipedia.org
chem-is-try.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar