Suspensi adalah suatu bentuk sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
Karakteristik fisik suspensi yang baik :
1. Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap.
2. Jika digojog perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi kembali.
3. Suspensi kemungkinan memerlukan pengental untuk mengurangi kecepatan pengendapan dari partikel. Viskositas tidak boleh terlalu tinggi sehingga sulit dipindahkan dari wadah ke alat penakar (misal : sendok)
4. Suspensi harus tetap homogen sampai batas waktu tertentu minimal antara waktu pengocokan dalam wadah sampai dituang untuk sejumlah dosis yang diperlukan.
Alasan penggunaan sediaan suspensi antara lain :
1. Bahan obat tidak larut air tetapi masih dikehendaki dalam bentuk cair, misalnya untu pasien yang tidak bisa menelan tablet atau kapsul atau untuk sediaan parenteral.
2. Untuk obat tertentu, dalam bentuk suspensi lebih stabil daripada larutan, misalnya tetracyclin HCl yang dibuat dalam bentuk larutan akan cepat rusak, sedang tetracyclin base yang dibuat dalam bentuk suspensi akan lebih stabil.
3. Untuk obat tertentu, rasa dalam bentuk sediaan suspensi lebih enak dari pada larutan, misalnya : kloramfenikol dalam bentuk larutan rasanya pahit, sedangkan kloramfenikol palmitat/stearat dalam bentuk suspensi rasanya lebih enak.
4. Untuk tujuan "depo therapy", misalnya : injeksi suspensi intramuscular.
5. Lebih siap secara bioavailabilitas daripada bentuk tablet atau kapsul
Penggunaan suspensi antara lain:
1. Oral, misal : suspensi chloramphenicol palmitat
2. Injeksi (Intra Muscular), misalnya suspensi procain penicillin.
3. Rektal, misal suspensi paranitro sulfathiazol
4. Kulit, misal suspensi calamine
Faktor yang mempengaruhi stabilitas supensi antara lain :
1. Ukuran partikel
2. Sedikit banyaknya pergerakan partikel
3. Tolak-menolak antar partikel karena adanya muatan listrik pada partikel.
4. Konsentrasi suspensoid.
Cara pembuatan suspensi ada 2 :
1. Cara Pengendapan (presipitasi)
2. Cara Langsung (dispersi)
Pada pembuatan suspensi dikenal 2 macam sistem :
1. Sistem Flokulasi
Dalam sistem flokulasi partikel terflokulasi adalah terikat lemah cepat mengenap dan pada penyimpanannya tidak terjadi "cake" dan mudah tersuspensi kembali. Sifat-sifat partikel Flokulasi :
a. Partikel merupakan agregat yang bebas
b. Sediaan terjadi cepat, partikel mengendap sebagai flok yaitu kumpulan partikel.
c. Sedimen terbentuk cepat.
d. Sedimen dalam keadaan terbungkus dan bebas, tidak membentuk cake yang keras, padat,
dan mudah terdispersi kembali seperti semula
e. Ujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi cepat terjadi dan diatasnya terjadi
cairan yang jernih dan nyata
2. Sistem Deflokulasi
Dalam sistem ini, partikel terdeflokulasi mengenap perlahan dan akhirnya membentuk "cake" yang keras dan sukar tersuspensi kembali. Sifat-sifat partikel deflokulasi :
a. Patikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain :
b. Sedimentasi terjadi lambat, masing-masing partikel mengedap terpisah dan ukuran
partikel adalah minimal.
c. Sedimentasi terbentuk lambat
d. Akhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi kembali.
e. Ujud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi dalam waktu relatif lama. Terlihat
bahwa endapan dan cairan atas berkabut
Peristiwa Flokulasi dan Deflokulasi :
Ada beberapa cara dalam pembuatan suspensi. Pemilihannya tergantung pada apakah partikel akan terdeflokulasi atau flokulasi. Cara pertama dengan menggunakan structured vehicle yang berfungsi menjaga agar partikel tetap terdeflokulasi dalam suspensi. Yang kedua adalah menggunakan sistem terflokulasi sebagai suatu cara mencegah terbentuknya cake, sedangkan yang ketiga adalah kombinasi dari keduanya menghasilkan suatu suspensi dengan stabilitas optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar