Jumat, 07 September 2012

AMLODIPINE

Komposisi :
Amlodipine Tablet 5mg, tiap tablet mengandung : Amlodipine 5mg (setara dengan Amlodipine bersilat 7mg).
Amlodipine Tablet 10mg, tiap tablet mengandung : Amlodipine 10mg (setara dengan Amlodipine bersifat 14mg)

Farmokologi :
a. Farmakodinamik 
Amlodipine merupakan penghambat aliran ion kalsium (penghambat kanal yang lambat atau antagonis ion kalsium) dan menghambat aliran transmembran ion kalsium ke dalam jantung dan otot polos pembuluh darah.
Mekanisme antihipertensi Amlodipine berhubungan dengan efek relaksasi secara langsung pada otot polos pembuluh darah. Mekanisme dimana Amlodipine menghilangkan angina belum sepenuhnya diketahui namun Amlodipine mengurangi beban iskemik total dengan mekanisme berikut :
Amlodipine menyebabkan dilatasi resistensi perifer (afterload) yang mana melawan kerja jantung. Pada saat frekuensi nadi stabil, dilatasi resistensi perifer ini menurunkan kerja dan kebutuhan oksigen otot jantung.
Mekanisme aksi Amlodipine juga kemungkinan dapat menyebabkan dilatasi arteri-arteri dan ateriol-arteriol koronaria, baik pada daerah yang iskemi maupun daerah yang normal. Dilatasi ini menambah penghantaran oksigen ke otot jantung pada pasien-pasien dengan spasme arteri koronaria (Prinzmetal's atau angina varian)
Amlodipine tidak berhubungan dengan efek samping metabolik atau perubahan lipid dalam plasma dan dapat digunakan pada pasien dengan asma, diabetes dan gout.
b. Farmakokinetika 
Absorbsi--Amlodipine diserap baik pada pemberian oral dengan konsentrasi tertinggi dalam darah tercapai setelah 6-12 jam. Absorbsi tidak dipengaruhi oleh konsumsi makanan. Bioavailabilitasnya kira-kira 60% sampai 65%. Kadar taraf mantap plasma dicapai setelah pemberian selama 7-8 hari.
Distribusi--Amlodipine dilaporkan kira-kira 97,5% terikat pada protein plasma. Volume distribusi kurang lebih 21L/kg.
Metabolisme--Amlodipine sebagian besar dimetabolisme di hati menjadi metabolit tidak aktif.
Eksresi--Amlodipine mempunyai waktu paruh akhir eliminasi plasma yang panjang sekitar 35-50 jam. Metabolisme sebagian besar diekskresikan lewat urine dimana kurang dari 10% dari dosis diekskresikan dalam bentuk tidak berubah.

Indikasi :
Amlodipine diindikasikan untuk :
Pengobatan hipertensi : dapat digunakan sebagai pengobatan tunggal atau dikombinasi dengan obat-obat hipertensi lainnya.
Pengobatan angina stabil kronis, dapat digunakan sebagai pengobatan tunggal atau dikombinasi dengan obat-obat antiangina lainnya.
Angina (kronis stabil atau vasospastik) : 5-10mg, penggunaan dengan dosis rendah pada usia lanjut dan penderita gangguan fungsi hati. Sebagian besar pasien memerlukan 10mg.

Overdosis :
Pada manusia, percobaan dengan overdosis yang disengaja dibatasi. Bilas lambung dapat bermanfaat pada beberapa kasus. Berdasarkan data, overdosis dapat mengakibatkan vasodilatasi perifer yang berlebihan dan kemungkinan terjadinya hipotensi sistemik yang berkepanjangan. Hipotensi karena overdosis Amlodipine yang jelas terlihat secara klinik memerlukan resusitasi kardiovaskular aktif terasuk pengawasan fungsi jantung dan pernafasan yanglebih sering, elevasi tungkai dan pengawasan terhadap volume cairan yangdapat bersirkulasi juga produksi urin. Zat vasokontriktor dapat menolong memperbaiki tonus pembuluh darah dan tekanan darah, dapat digunakan dengan syarat tidak ada kontraindikasi penggunaan untuk itu. Kalsium Glukonat IV dapat bermanfaat untuk membalikkan efek yang ditimbulkan oleh penyakat-kanal-kalsium. Karena Amlodipine sebagian besar terikat protein, dialisis tidak akan menghasilkan berbaikan.

Kontraindikasi : 
Amlodipine dikontraindikasikan untuk penderita yang diketahui sensitif terhadap Amlodipine.

Peringatan dan Perhatian :
Penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi hati ; sejak Amlodipine secara luas dimetabolisme olah hati dan waktu paruh eliminasi plasma (t1/2) 56 jam pada penderita dengan gangguan fungsi hati, perhatian harus diberikan saat pemberian Amlodipine pada pasien dengan gangguan fungsi hati yang berat.
Penggunaan pada penderita dengan gangguan ginjal : Amlodipine secara luas dimetabolisme menjadi metabolit tidak aktif yang 10% dieskresikan dalam bentuk tidak berubah di urine. Perubahan konsentrasi plasma Amlodipine tidak berhubungan dengan derajat gangguan ginjal. Amlodipine dapat digunakan pada penderita seperti ini dengan dosis normal.
Penggunaan pada penderita dengan gangguan gagal jantung kongestif : Amlodipine harus digunakan dengan hati-hati pada penderita gagal jantung kongestif karena sedikit resiko efek inotropik negatif.
Amlodipine bukan merupakan suatu beta-bloker, oleh karena itu tidak perlu memberikan perlindungan melawan bahaya ketergantungan beta-bloker, ketergantungan dicegah dengan menurunkan dosis beta-bloker secara bertahap.
Penggunaan dalam kehamilan dan menyusui : Keamanan Amlodipine dalam kehamilan dan menyusui belum ditegakkan.
Pengguanaan pada anak-anak : Tidak ada informasi yang didapatkan berhubungan dengan efek Amlodipine dengan anak-anak. Keamanan dan efektifitasnya belum ditegakkan.
Penggunaan pada usia lanjut : Waktu paruh Amlodipine dapat bertambah pada usia lanjut. Penderita dapat lebih sensitif pada efek hipotensi, sehingga dapat dianjurkan dosis intial yang lebih rendah.
Fertilitas : Tidak terdapat gangguan fertilitas (kesuburan) yang ditemukan pada tikus pengerat yang diberikan Amlodipine pada dosis 8 kali dosis maksimum yang direkomendasikan pada manusia sebelumnya.

Interaksi Obat :
a. Anestesi, hidrokarbon inhalasi bila digunakan bersama dengan Amlodipine menghambat efek hipotensi, meskipun agen penghambat kanal kalsium dapat digunakan untuk mencegah takikardi supraventrikular, hipertensi atau sapasme koroner selama operasi, disarnkan untuk berhati-hati selama pengguanaan.
b. Obat-obat antiinflamasi non-steroid (NSAIDs), khususnya indometasin dapat mengurangi efek antihipertensi Amlodipine dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin di ginjal dan/atau menyebabkan retensi cairan dan natrium.
c. Meskipun laporan efek samping  dari penggunaan Amlodipine bersama  obat-obat penghambatnya beta-adrenergik sedikit, disarankan hati-hati pada pemberian Amlodipine bersama nifendipin; penggunaan nifendipin bersama obat-obat penghambat beta-adrenergik, meskipun biasanya ditoleransi dengan baik, dapat menyebabkan hipotensi yang berlebihan dan pada kasus jarang, dapat menyebabkan kemungkinan terjadi gagal jantung kongestif.
d. Retensi cairan akibat perangsangan estrogen dapat cenderung meningkatkan tekanan darah; penderita harus dimonitor dengan hati-hati untuk memastikan bahwa efek yang diinginkan tercapai.
e. Hati-hati saat menggunakan obat-obatan yang sangat terikat protein, seperti : antikonvulsan (hidantoin), antikoagulan (kumarin dan derivat andandion), obat-obat antiinflamasi (nonsteroid), qunin, salisilat, sulfinpirazon, digunakan bersamaan dengan Amlodipine dimana Amlodipine juga berikatan dengan protein; perubahan konsentrasi obat-obat bebas, tidak terikat protein dalam serum terjadi.
f. Efek antihipertensi dapat berpotensi ketika Amlodipine digunakan bersama dengan obat-obat yang menyebabkan hipertensi; meskipun beberapa antihipertensi dan/atau kombinasi diuretik sering digunakan untuk keuntungan terapi, saat bersamaan beberapa obat ini digunakan bersama perlu dilakukan penyesuaian dosis.
g. Litium bila digunakan bersama dengan Amlodipine kemungkinan besar dapat menyebabkan neurotoksisitas dalam bentuk mual, muntah, diare, ataksia, tremor, dan/atau tinitus, sehingga disarankan berhati-hati.
h. Simptomatik bila digunakan bersama dapat menurunkan efek antihipertensi Amlodipine; pasien harus dimonitor dengan hati-hati untuk memastikan efek yang diinginkan tercapai.
i. Data penilitian in vitro menggunakan plasma manusia menunjukkan bahwa Amlodipine tidak memiliki efek terhadap ikatan protein obat yang diuji (Digoksin, Fenitoin, Warfarin, atau Indometasin)
j. Kombinasi Amlodipine dengan digoksin tidak mengubah kadar digoksin serum atau klirens ginjal
k. Kombinasi Amlodipine dengan simetidin tidak meningkatkan farmakokinetik Amlodipine
l. Kombinasi Amlodipine dengan warfarin tidak mengubah waktu respon protrombin warfarin.

Efek Samping :
a. Yang paling sering terjadi : edema perifer (bengkak pada pergelangan kaki)
b. Terjadi dosis 1,8-10,8% antara 2,5-10mg per hari; prevalensi pada wanita lebih tinggi dari pria
c. Yang agak sering terjadi : pusing (terjadi pada dosis 1,1-3,4% antara 2,5-10mg per hari), palpitasi (terjadi pada 0,7-4,5% antara 2,5-10mg per hari), prevalensi pada wanita yang lebih tinggi.
d. Jarang terjadi : angina, bradikardi, hipotensi, jaundice, hipertensi ortostatik.
e. Efek samping yang terjadi hanya bila penggunaan diteruskan atau pada keadaan berat : nyeri abdominal, fushing (terjadi pada dosis 0,7-2,6% antara 2,5-10mg per hari), sakit kepala, somnolen, kelelahan (jarang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar