Jumat, 07 September 2012

GLIMEPIRIDE

Komposisi :
Glimepiride tablet 1 mg, mengandung glimepiride 1 mg.
Glimepiride tablet 2 mg, mengandung glimepiride 2 mg.
Glimepiride tablet 3 mg, mengandung glimepiride 3 mg.
Glimepiride tablet 4 mg, mengandung glimepiride 4 mg.

Farmakologi :
Glimepiride merupakan obat untuk menurunkan kadar gula darah yang diberikan secara oral, termasuk dalam kelompok Sulfonilurea. Mekanisme kerja primer Glimepiride dalam menurunkan gula darah tergantung pada perangsangan insulin yang dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas. Glimepiride meningkatkan kerja insulin dalam proses pengambilan glukosa perifer.
Farmakokinetik :
Absorbsi-Glimepiride diabsorbsi secara sempurna dalam saluran pencernaan setelah pemberian secara oral.
Distribus-Glimepiride terikat protein lebih dari 99,5%.
Metabolisme-Glimepiridedi metabolisme secara sempurna oleh biotransformasi oksidatif baik setelah pemberian secara oral maupun IV. Metabolit mayornya adalah derivat sikloheksil hidroksi metil(M1) dan derivat karboksil (M2).
Ekskresi-Kira kira 60% radioaktifitas total ditemukan dalam urin dalam 7 hari dan sebanyak 80-90% M1 (terutama) dan M2 ditemukan dalam urin pada saat C-Glimepiride diberikan secara oral. Kira-kira 40% radioaktivitas total ditemukan dalam feses dan sebanyak kira-kira 70% M1 dan M2 (terutama) ditemukan dalam feses.

Indikasi :
Glimepiride diindikasikan untuk pasien dengan Noninsulin-Dependent (Tipe II) Diabetes Melitus (NIDDM) dengan hiperglikemia yang tidak dapat dikontrol dengan diet dan latihan tersendiri. Glimepiride digunakan sebagai penunjang dalam diet dan latihan untuk menurunkan gula darah. Glimepiride dapat dikombinasikan dengan insulin, tetapi kombinasi ini dapat meningkatkan potensi terjadinya hipoglikemia.

Dosis dan Cara Pemberian :
- Pada dasarnya Glimepiride ditentukan oleh tingkat gula darah. Dosis Glimepiride harus yang terendah yang mana cukup kuat untuk mencapai kontrol metabolik yang diinginkan. Pengobatan dengan Glimepiride harus dimulai dan diawasi oleh dokter. Glimepiride harus digunakan pada waktunya dan dalam dosis yang diresepkan. Dosis awal dan dosis pemeliharaan didasarkan pada hasil pemeriksaan teratur glukosa di dalam darah dan urin. Mengawasi tingkat glukosa  didalam darah dan urin juga untuk menemukan kegagalan terapi yang lebih baik primer maupun sekunder.
-Dosis awal dan dosis titrasi : biasanya dosis awal adalah 1mg sekali sehari. Jika perlu, setiap hari dosis dapat dinaikkan. Beberapa kenaikan seharusnya didasarkan pada pengawasan teratur gula darah dan kenaikan harus sedikit demi sedikit, contoh. Pada jarak waktu 1-2 minggu dan tahap demi tahap, sebagaimana diikuti : 1mg-2mg-3mg-4mg dan 8mg (kasus yang luar biasa).
-Dosis untuk pasien diabetes yang dikontrol dengan baik : Biasanya dosis adalah 1-4 mg perhari. Hanya beberapa pasien yang mendapatkan manfaat dari dosis tiap hari yang lebih dari 6mg.
- Pembagian dosis : Pembagian waktu dan pengaturan dosis diputuskan oleh dokter, dengan mempertimbangkan gaya hidup pasien sekarang. Secara normal, dosis tunggal Glimepiride adalah cukup. Dosis ini diberikan segera sebelum makan pagi atau (jika tidak diberikan) segera sebelum makan utama yang pertama. Ini sangat penting untuk tidak melewati makan setelah pemberian Glimepiride.
-Penyesuaian dosis tambahan : Dengan makin terkontrolnya diabetes, kepekaan terhadap insulin meningkat, oleh karena itu kebutuhan Glimepiride untuk pengobatan dapat menurun. Untuk menghindari penurunan yang berlebihan pada gula darah (hipoglikemia), penurunan dosis yang tepat pada waktunya atau penghentian terapi Glimepiride harus dipertimbangkan. Penyesuaian dosis juga dipertimbangkan sewaktu-waktu bila ada perubahan berat pasien dan gaya hidup, atau faktor lainnya yang menyebabkan kenaikkan kerentanan terhadap hipoglikemia atau peningkatan yang berlebihan yang timbul didalam tingkat gula darah (hipoglikemia).
-Waktu pengobatan : Pengobatan dengan Glimepiride secara normal adlah terapi yang lama.
- Perubahan dari antidiabetik oral lainnya ke Glimepiride : tidak ada hubungan dosis yang tepat antara Glimepiride dan zat penurun gula darah oral lainnya. Ketika mengganti Glimepiride untuk senyawa lainnya, dosis awal setiap hari adalah 1mg : hal ini diterapkan dalam perubahan dari dosis maksimum pada zat penurunan gula darah oral lainnya. Dosis Glimepiride meningkat sesuai dengan pedoman yang diberikan diatas dosis awal dan dosis titrasi. Harus dipertimbangkan mengenai kekuatan dan durasi kerja zat penurun gula darah yang diberikan sebelumnya. Mungkin diperlukan pengobatan selingan untuk menghindari efek ketergantungan yang dapat meningkatkan resiko hipoglikemia.
- Penggunaan kombinasi dengan Metformin : Sewaktu-waktu tingkat gula darah tidak dapat dikontrol secara adekuat dengan dosis maksimum setiap hari oleh antidiabetes yang mengandung Glimepiride atau Metformin tunggal,kedua obat tersebut dapat digunakan bersamaan. Dalam kasus ini tidak dapat dipungkiri dosis obat tetap tidak berubah. Pengobatandengan obat tambahan dimulai pada dosis yang rendah, yang mana tergantung pada tingkat gula darah yang kemudian akan ditingkatkan secara berangsur-angsur menjadi dosis maksimum setiap hari. Pengobatan yang dikombinasikan harus diawasi ketat oleh dokter.
- Penggunaan kombinasi dengan insulin : Sewaktu-waktu tingkat gula darah tidak dapat dikontrol secara adekuat dengan dosis Glimepiride maksimal setiap hari, Insulin mungkin dapat diberikan secara bersamaan. Dalam kasus ini, dosis Glimepiride tetap tidak berubah. Pengobatan insulin dimulai dengan dosis yang rendah, kemudian akan ditingkatkan tahap demi tahap sesuai dengan tingkat gula darah. Pengobatan yang dikombinasikan harus diawasi secara ketat oleh dokter. Efek yang lama harus dimonitor denga pengukuran tingkat Hb-A1c, sebagai contoh setiap 3-6 bulan. Pemberian jangka pendek cukup selama period tidak terkontrol pada pasien yang biasanya terkontrol dengan baik dengan diet dan olahraga.
- Pemberian : Tablet Glimepiride harus ditelan tanpa dikunyah dengan jumlah air yang cukup (kira-kira1/2 gelas)

Overdosis :
Overdosis obat-obat Sulfonilurea, termasuk Glimepiride dapat menyebabkan hipoglikemia. Gejala-gejala hipoglikemia ringan tanpa kehilangan kesadaran atau tanpa kelainan neurologis harus diberi pengobatan dengan glukosa secara oral dan dilakukan penyesuaian dosis dan/atau pola makan. Monitor pasien secara ketat sampai dokter memastikan bahwa pasien tidak dalam bahaya lagi.
Reaksi hipoglikemia berat dengan koma, kejang atau kelainan neurologis lainnya jarang terjadi, namun merupakan kondisi yang sangat berbaya yang memerlukan perawatan segera.
Bila didiagnosis atau diduga koma hipoglikemia, pasien harus diberikan injeksi larutan glukosa 50% atau glucagon (IM atau subkutan). Hal ini harus diikuti dengan infus larutan glukosa yang lebih encer (10%) secara terus-menerus yang akan mempertahankan kadar glukosa darah dibawah 100mg/dl. Jika mengancam jiwa, dilakukan secara detoksifikasi (contoh:gastric lavage, diaktifkan oleh charcoal) pasien harus dimonitor secara ketat selama minimum 24 jam sampai 48 jam, karena hipoglikemia dapat kambuh setelah masa pemulihan.

Kontraindikasi :
Glimepiride dikontraindikasikan untuk :
-Penderita dengan hipersensitivitas terhadap obat ini
-Diabetik ketoasidosis, dengan atau tanpa koma. Pada kondisi ini harus diberikan terapi insulin.
-Kehamilan dan menyusui

Peringatan dan Perhatian :
Pasien harus dijelaskan mengenai resiko hipoglikemia, gejala-gejalanya, pengobatanya, keadaan-keadaan yang merupakan predisposisi terjadinya hipoglikemia.
Pasien harus dijelaskan tentang resiko dan efek dari Glimepiride, tentang penggunaanya bersamaan dengan diet, latihan fisik, dan harus ditekankan pentingnya kerjasama pasien yang adekuat.
Kontrol gula darah dapat memburuk pada keadaan-keadaan stress (seperti trauma, pembedahan, infeksi dengan demam). Pada kasus-kasus ini, diperlukan tambahan insulin yang dikombinasikan dengan Glimepiride atau insulin itu sendiri.
Hati-hati menggunakan Glimepiride pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal karena pasien dengan gangguan fungsi ginjal lebih sensitif terhadap efek penurunan glukosa dari Glimepiride.
Selama pengobatan, gula darah puasa harus dimonitor secara berkala dan harus memonitor kadar hemoglobin glikosilat (biasanya tiap 3-6 bulan) untuk menilai respon terapi.
Kemampuan untuk mengendarai atau mengoperasikan mesin dapat terganggu berhubungan dengan reasi hipo atau hiperglikemia.
Penggunaan pada anak-anak : keamanan dan keefektifan Glimepiride pada anak-anak belum diketahui.
Penggunaan pada usia lanjut : pasien usia lanjut lebih sensitif terhadap efek penurunan gula darah dari Glimepiride. Untuk pengobatan minggu pertama, resiko hipoglikemia dapat meningkat dan mengharuskan dilakukan monitoring secara hati-hati. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipoglikemia termasuk :
a. ketidaktaatan atau (lebih umum untuk pasien yang lebih tua) pasien yang tidak mampu kerjasama
b. gizi buruk, waktu makan tidak teratur atau kehilangan nafsu makan atau waktu berpuasa.
c. ketidakseimbangan antara penggunaan fisik dan asupan karbohidrat.
d. diet
e. menggunakan alkohol, khususnya bila dikombinasikan dengan melewatkan waktu makan.
f. gangguan fungsi ginjal.
g. beberapa gangguan fungsi hati.
h. penggunaan Glimepiride berlebihan.
i. kekacauan yang tidak bisa digantikan seperti sistem endokrin yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat atau menghambat regulasi pada hipoglikemia (sebagai contoh pada jenis kekacauan pada fungsi tiroid dan dalam pituitary anterior atau ketidakcukupan adrenocrtocal).
j. pemberian bersama dengan obat lainnya. Hipoglikemia sulit diketahui pada pasien lanjut usia dan pada pasien yang diberikan obat beta-blocker adrenergik atau obat-obat simpatolitik laninnya.
Hipoglikemia hampir selalu dapat dikontrol dengan asupan gula secara langsung contoh dalam bentuk glukosa, gula batu atau gula pemanis minuman. Pasien harus membawa paling sedikit 20 g glukosa dengan tujuan ini. Makanan dan minuman yang mengandung pemanis buatan tidak efektif untuk mengonrol hipoglikemia.
Untuk diketahui dari sulfonilurea lainnya meskipun pada awalnya berhasil tetapi hipoglikemia dapat saja terjadi. Oleh karena itu observasi perlu diteruskan. Beberapa hipoglikemia memerlukan, sebagai tambahan pengobatan langsung dan tindakan lanjutan oleh dokter dan beberapa juga harus opname.

Interaksi Obat :
Kombinasi penggunaan Glimepiride dengan insulin dan Metformin dapat meningkatkan potensi hipoglikemia.
Obat-obat tertentu seperti obat-obat anti-inflamasi dan obat-obat yang sangat berikatan dengan protein seperti asam salisilat, Sulfonamid, Kloramfenikol, Kumarin, Probenesid, penghambat Monoamine Oksidase dan obat-obat penghambat beta adrenergik memiliki efek hipoglikemia. Pasien harus diawasi secara ketat, bila obat-obat tersebut diberikan bersama dengan Glimepiride.
Pasien harus diawasi secara ketat, bila obat-obat golongan Thiazid dan diuretik lainnya, kortikosteroid, Fenothiazin, produk-produk tiroid, Estrogen, Kontrasepsi oral, Fenitoin, Asam Nikotinik, Simpatomimetik, dan Isoniazid diberikan bersama Glimepiride karena obat-obat tersebut cenderung menyebabkan hiperglikemia dan dapat menyebabkan hilangnya kontrol gula darah.
Obat-obat golongan beta-blocker dapat menurunkan toleransi glukosa. Pada pasien dengan diabetes melitus, obat ini dapat menyebabkan kemunduran kontrol metabolik. Dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya hipoglikemia.
Telah dilaporkan bahwa interaksi antara Mikonazol oral dengan obat-obat hipoglikemia oral berpotensi menyebabkan hipoglikemia berat.
Glimepiride dapat sedikit menurunkan respon farmakodinamik Warfarin, namun bermakna secara statistik.
Antagonis reseptor H-2, Klonidin dan Reserpin, Beta-Blocker, Kumarin, Penggunaan Alkohol akut dan kronis dapat menyebabkan potensiasi atau melemahnya dari efek penurunan gula darah.

Efek Samping :
Gangguan metabolisme : Hipoglikemia (kemungkinan gejala dari hipoglikemia teramsuk sakit kepala, rasa lapar, mual, muntah, lemah, mengantuk dan gangguan tidur, gelisah, agresif, gangguan pada konsentrasi, gangguan pada perhatian dan reaksi, depresi, bingung, kekacauan berbicara, kehilangan kemampuan menggunakan kata-kata, gangguan pada panca indra, tremor, parases, gangguan pada penglihatan, pusing, keadaan tidak berdaya, kehilangan kontrol diri, kehilangan pikiran yang tidak waras, konvulsi otak, somnolence dan kehilangan kesadaran dan termasuk koma, pernapasan pendek dan bradikardi. Sebagai tambahan, tanda menghambat regulasi adrenergik hepatic porphyria, syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH) secretion.
Gangguan pencernaan : Mual, muntah, nyeri perut, diare, sensasi tekanan atau rasa kenyang pada epigastrium. Peningkatan kadar enzim hati jarang terjadi. Kasus khusus, gangguan fungsi hati (seperti kolestasis dan jaundice) dan hepatitis dapat berkembang menjadi gagal hati.
Reaksi hipersensitivitas : reaksi alergi kulit, seperti gatal, eritema, urtikaria, dan erupsi morbiliform atau makulopapular; porphyria catanea tarda, reaksi fotosensitivitas, dan vaskulitis alergi.
Reaksi hematologi : Leukopenia, trombositopenia, agranulositosis, anemia hemolitik, anemia aplastik dan pansitopenia.
Gangguan pada mata : Perubahan akomodasi dan/atau penglihatan kabur.
Uji laboratorium : Penurunan kadar natrium dalam serum

SUMBER : PT. BERNOFARM
                    SIDOARJO-INDONESIA
                    e-mail : info@bernofarm.com
                    website : www.bernofarm.com
                    PO. BOX 4037 JKP 10040

1 komentar:

  1. Mohon info, apakah glimepiride bisa mengakibatkan efeksi alegi biduran seperti gatal bentol-bentol merah ?
    Thanks & b'gards \

    BalasHapus