Pada tabel 1 memperlihatkan perbandingan virus hepatitis A, B, C, D, dan E.
Tabel 1. Perbandingan virus hepatitis |
Termasuk klasifikasi virus dengan transmisi secara enterik. Tidak memiliki selubung dan tahan terhadap cairan empedu. Cairan ini ditemukan di dalam tinja. Berbentuk kubus simetrik dengan diameter 27-28nm, untai tunggal (single stranded), molekul RNA linier: 7,5 kb; termasuk picomavirus, subklasifikasi heptovirus. Menginfeksi dan berreplikasi pada primata non manusia dan galur sel manusia
Seringa kali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala ini hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Penderita hepatitis A akan menjadi kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan heptitis B dan C, infeksi heptitis A tidak berkelanjutan menjadi kronik.
Masa inkubasi 15-50 hari, (rata-rata 30 hari). Tersebar di seluruh dunia dengan endemisitas yang tinggi terdapat di negara-negara berkembang. Penularan terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja penderita Hepatitis A, misalnya makan buah-buahan atau sayur yang tidak dikelola/dimasak sempurna, makan kerang setengan matang, minum es batu yang prosesnya terkontaminasi. Faktor resiko Hepatitis A, meliputi :
1. Tempat-tempat penitipan/perawatan bayi atau batita,
2. Institusi untuk developmentally disadvantage,
3. Bepergian ke negara berkembang,
4. Perilaku seks oral-anal,
5. Pemakaian jarum bersama pada IDU (ijecting drug user)
Saat ini sudah ada vaksin Hepatitis A yang memeberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama. Untuk kekebalan yang lebih panjang diperlukan suntikan vaksi beberapa kali.
2. Hepatitis B
Manifestasi infeksi Hepatitis B adalah peradangan kronik di hati. Virus Hepatitis B termasuk yang paling sering ditemui. Distribusinya tersebar di seluruh dunia, dengan prevalensi karier di USA <1%, sedangkan di Asia 5-15%. Masa inkubasi berkisar 15-180 hari, (rata-rata 60-90 hari). Viremia berlangsung selama beberapa minggu sampai bilan setelah infeksi akut.
Sebagian penderita Hepatitis B akan sembuh sempurna dan mempunyai kekebalan seumur hidup, tapi sebagian lagi gagal memperoleh kekebalan. Sebanyak 1-5% penderita dewasa, 90% neonatus, dan 50% bayi akan berkembang menjadi hepatitis kronik dan viremia yang persisten. Orang tersebut akan terus-menerus membawa Hepatitis B dan bisa menjadi sumber penularan. Penularannya melalui darah atau transmisi seksual. Dapat terjadi lewat jarum suntik, pisau, tato, tindik, akupuntur, atau penggunaan sikat gigi bersama yang terkontaminasi, tranfusi darah, penderita hemodialisis dan gigitan manusia. Hepatitis B sangat berisiko bagi pencandu narkotika dan orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.
Gejala Hepatitis B :
1. Lemah dan Lesu
2. Kadang-kadang timbul gejal flu
3. Sakit otot
4. Mual dan muntah
5. Faringitis
6. Batuk
7. Fotofobia
8. Kurang nafsu makan,
9. Mata dan kulit kuning yang didahului dengan urin berwarna gelap.
10. Gatal-gatal di kulit, biasanya ringan dan ringan.
11. Jarang ditemukan demam.
Bagaimana cara mencegah penularan Hepatitis B ?
1. Imunisasi Hepatitis B terhadap bayi yang beru lahir
2. Menghindari hubungan badan dengan orang yang terinfeksi
3. Hindari penyalahgunaan obat dan pemakaian bersama jarung suntik
4. Menghindari pemakaian bersama sikat gigi atau alat cukur.
5. Memastikan alat suci hama bila ingin bertato melubangi telinga atau tusuk jarung.
3. Hepatitis C
Hepatitis C adalah penyakit infeksi yang bisa tak terdeteksi pada seseorang selama puluhan tahun dan perlahan-lahan tapi pasti merusak organ hati. Penyakit ini sekarang muncul sebagai salah satu masalah pemeliharaan kesehatan utama di Amerika Serikat, baik dalam segi mortalitas, maupun segi finansial.
Biasanya orang-orang yang menderita penyakit Hepatitis C tidak menyadari bahwa dirinya mingidap penyakti ini, karena memang tidak ada gejala-gejala khusus. Beberapa orang berpikir bahwa mereka hanya terserang flu. Gejala yang bisa dirasakan oleh penderita Hepatitis C :
1. Demam
2. Rasa Lelah
3. Muntah
4. Sakit Kepala
5. Sakit Perut atau hilangnya selera makan
4. Hepatitis D
Virus Hepatitis D (HDV) atau virus delta adalah virus yang unik, yakni virus RNA yang tidak lengkap, memerlukan keberadaan virus Hepatitis B untuk ekspresi dan patogenisitasnya, tetapi tidak untuk replikasinya. Bagaimana cara penularan Hepatitis D ?
1. Melalui hubungan seksual
2. Jarum suntik
3. Transfusi darah.
Gejala penyakit Hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau sanagat progresif
5. Hepatitis E
Gejala Hepatitis E mirip dengan gejala Hepatitis A, demam, pegel linu, lelah, hilang nafsu makan, dan sakit perut. Penyakit ini akan sembuh sendiri (self-limited), kecuali bila terjadi pada kehamilan, khususnya trisemester ketiga, dapat mematikan. Penularan Hepatitis E melalui air yang terkontaminasi feses.
6. Hepatitis F
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat Hepatitis F merupakan penykit hepatitis yang terpisah.
7. Hepatitis G
Gejala serupa Hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan Hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan atau hepatitis kronik. Penularan Hepatitis G melalui transfusi darah dan jarum suntik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar