Pyrogen didefinisikan sebagai hasil metabolik dari mikroorganisme hidup atau mati yang menyebabkan respon piretik spesifik pada saat penyuntikan (injeksi). Secara kimia pyrogen berupa lipopolysaccarida, larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik. Pyrogen ini dapat disaring dengan ukuran tertentu dan merupakan zat padat makro molekul dengan BM antara 15.000-4.000.000. Karena larut dalam air maka baiknya sterilasisi dengan uap air dengan tekanan maupun filtrasi melalui filter penyeteril tidak dapat menghilangkan pyrogen, meskipun proses tersebut dapat menghilangkan mikroorganisme.
Pyrogen yang dihasilkan oleh mikroorganisme Gram Negatif adalah yang paling poten. Dalam tubuh manusia reaksi pyrogen ditandai dengan timbulnya demam dan kedinginan. Setelah diberikan injeksi dengan waktu laten 45 sampai 90 menit, kemudian kenaikan yang cepat dari tempertur badan yang diikuti dengan kedinginan, sakit kepala dan malaise (perasaan tidak enak badan).
Pyrogen yang terdapat dalam sediaan parenteral dapat berasal dari salah satu dari ke-3 (tiga) sumber sebagai berikut :
1. Air yang dipakai sebagai solven (pelarut)
2. Wadah atau alat yang dipakai untuk pembuatan, pengemasan, penyimpanan atau penggunaan.
3. Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk membuat larutan/sediaan parenteral.
Beberapa cara dapat dipergunakan untuk menghilangkan pyrogen. Sebagai senyawa organik, pyrogen dapat dihancurkan dengan panas tinggi (oksidasi) atau dibakar. Temperatur yang cukup memuaskan adalah 250 C selama 30-45 menit atau 170-180 C selama 3-4 jam.
Metode di atas cukup efektif untuk alat-alat/wadah dari gelas dan mental, tetapi tidak dapat digunakan untuk larutan. Dalam larutan pyrogen dapat dihilangkan dengan dua cara :
1. In Aktivasi
a. Kimiawi (oksidasi, alkilasi, atau hidrolisa dari endotoksin), cara ini dapat digunakan untuk
bahan dan air.
b. Panas kering atau dibakar pada suhu 170-350 C (pada suhu 250 C selama 30 menit).
Jika temperatur diturunkan maka waktu yang dibutuhkan lebih lama. Panas kering biasanya
digunakan untuk alat gelas, minyak tahan panas dan serbuk
2. Removal
a. Pembilasan/pengenceran dengan aqua p.i dapat diterapkan untuk wadah dan tutup.
b. Ultrafiltrasi, dengan kombinasi filter 0,1 m dan 0,2 mikron (sterilizer filter)
c. Depth filter, dengan menggunakan lapisan kaolin dan aluminium oksid atau kiesleguhr.
d. Absorpsi elektrostatik, prinsip dari cara ini adalah perbedaan muatan antara sampel dengan
alat yang digunakan
e. Adsorpsi, menggunakan charcoal dan barium sulfat suspensi.
f. Ion Exchange resin
g. Gamma irradiation
Dari segi praktek, pendekatan yang paling baik untuk menghindari terjadinya reaksi pyrogen adalah membuat sediaan parenteral dengan solven, pengemas, alat dan bahan yang bebas pyrogen.
Uji Pyrogen
Adanya pyrogen dalam sediaan parenteral dapat diketahui dengan melakukan uji pyrogen. Uji pyrogen tersebut dapat dilakukan dengan :
1. Menggunakan Kelinci
Larutan parenteral disuntikkan pada vena telingga, kemudian diamati kenaikan suhu kelinci.
2. Menggunakan Limulus Lyate Test (LAL-test) ada tidaknya penggumpalan dalam larutan yang
diuji LAL-test memberikan keuntungan jika dibandingkan dengan uji dengan kelinci,
diuji LAL-test memberikan keuntungan jika dibandingkan dengan uji dengan kelinci,
karena : lebih mudah, lebih sensitif, dan reliable.
Kata Kunci : Pyrogen, Uji Pyrogen, Sumber Pyrogen, Cara Menghilangkan Pyrogen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar