Kamis, 29 September 2011

Sediaan Farmasi

Sediaan Farmasi

Menurut UU Kesehatan RI No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, yang dimaksud Sediaan Farmasi adalah : obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Hakekat obat adalah bahan atau campuran yang dipergunakan untuk diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan atau menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan badariah dan mental pada manusia atau hewan, memberbaiki badan atau bagian badan manusia.
Pengertian Tentang Istilah Obat :
Obat Tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian atau campuran obat dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman empirik.
Obat Jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria, atau bentuk lain, yang mempunyai nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku lain
Obat Paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau yang dikuasakan dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
Obat baru adalah obat yang terdiri atau berisi suatu zat baik sebagai bagian yang berkhasiat misalnya : lapisan, pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen lain yang belum dikenal, hingga tidak diketahui khasiat dan keamanannya.
Obat Essential adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terbanyak yang meliputi diagnosa, profilaksi terapi dan rehabilitasi
Obat Generik adalah obat essential yang tercantum dalam DOEN dan mutunya terjamin karena diproduksi sesuai persyaratan CPOB dan diuji ulang oleh BPOM
Obat Wajib Apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh apoteker di apotek
Penggolongan Obat Menurut Undang-Undang
Maksud dan tujuan dari penggolangan obat ini adalah untuk meningkatkan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi obat. Penggolongan obatnya :
A. Obat Bebas
     adalah obat yang dapat digunakan secara bebas tanpa perlu resep dokter tanda lingkaran
     hijau dengan garis tepi hitam 
Contoh obat bebas :
- Parasetamol
- Bedak Salycil
- Rivanol
- Vitamin
- Bodrex

B. Obat Bebas Terbatas
     adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetepi masih dapat dijual atau dibeli bebas
     tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan
     etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh obat bebas terbatas :
- CTM (Chlorpheniramin Maleat)
- Obat Anti Mabuk (antimo)
- Obat Flu (Noza, Paramex, bodrex flu dan batuk)
- Intunal
- Sanaflu

    Obat ini dikatakan terbatas karena pemberiannya dalam jumalah atau dosis dibatasi. Tanda
    peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas berupa empat persegi panjang
    warna hitam berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih.
    Tanda peringatan pada obat bebas terbatas :
 
     Sebelum menggunakan obat, termasuk obat bebas dan bebas terbatas harus diketahui sifat
     dan cara pemakaiannya agar penggunaannya tepat dan aman. Informasi tersebut dapat
     diperbolehkan dari etiket atau brosur pada kemasan obat bebas dan obat bebas terbatas
C. Obat Keras dan Psikotropika
     Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus
     Obat keras dan obat psikotropika pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran tepi
     berwarna hitam.
Contoh Obat : 
- Obat-obat diabetes
- Obat-obat golongan antibiotik
- Obat gangguan jantung
- Obat-obat antikanker
- Ketokonazol 

    Obat keras sendiri ada yang digunakan harus dengan resep dokter, ada juga yang tidak perlu
    resep dokter. Obat psikotropika merupakan obat keras yang digunakan harus dengan resep
    dokter, sedangkan Obat Wajib Apotek (OWA) juga merupakan obat keras yang dapat
    diserahkan oleh Apoteker Pengelola
    Apotek (APA) di Apotek tanpa resep dokter.
    1. Obat Psikotropika
        Obat psikotropika adalah suatu zat/obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotik,
        berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
        perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Golongan Psikotropika dapat
        digunakan setempat seperti tetes mata dan salep (Anonim, 1997). Psikotropoika yang
        mempunyai potensi mengakibatkan sindrom ketergantungan digolongkan menjadi
       1.1. Psikotropika Golongan I
              Psikotropika golongan I hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
              (penelitian), tidak digunakan untuk tujuan pengobatan, dan mempunyai potensi
              ketergantungan yang sangat kuat.
              Contoh : Broloamfetamine, Cathinone, DET, DMA, DMHP, DMT, DOET, Eticyclidine,
                            Etrytamine, Lysergide
       1.2. Psikotropika Golongan II
              Psikotropika golongan II mempunyai khasiat terapi dan dapat digunakan dalam terapi
              dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ketergantungan yang
              kuat.
              Contoh : Amphetamine, Dexamphetamine, Fenetylline, Levamphetamine,
                            Levomethampheta-mine
       1.3. Psikotropika Golongan III
              Psikotropika golongan III berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
              dan/untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ketergantungan yang
              sedang.
              Contoh : Amobarbital, Buprenorphine, Butalbital, Cathine / norpseudo-ephedrine,
                            Cyclobarbital, Flunitrazepam, Glutethimide, Pentazocine, Pentobarbital
      1.4. Psikotropika Golongan IV
             Psikotropika golongan IV berkhasiat dalam pengobatan dan sangat luas digunakan dalam
             terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunayai potensi ketergantungan
             yang ringan.
             Contoh : Allobarbital, Alprazolam, Amfepramone, Aminorex, Barbital, Benzfetamine,
                          Bromazepam, Butobarbital, Brotizolam, Camazepam, Chlordiazepoxide,
                          Clobazam, Clonazepam, Clorazepate, Clotiazepam, Cloxazolam, Delorazepam,
                          Diazepam, Estazolam, Ethchlorvynol, Ethinamate, Ethyl loflazepate,
                          Etil Amfetamine / N-ethylampetamine, Fencamfamin, Fenproporex, Fludiazepam,
                          Flurazepam, Halazepa, Haloxazolam, Ketazolam, Lefetamine
    2. Obat Wajib Apotek
        Obat Wajib Apotek (OWA) adalah obat keras yang boleh diserahkan apoteker di apotek,
        dengan syarat apoteker harus mengetahui dengan jelas kegunaan obat tersebut dan
        digunakan untuk apa, serta dicatat jumlah obat, nama serta alamat pasien.
        OWA dibagi menjadi 3 kelompok :
        2.1. Obat Wajib Apotek No. 1
               (KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 347/ MenKes/SK/VII/1990)
        2.2. Obat Wajib Apotek No. 2
               (PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 924/ MENKES/PER/X/1993)
        2.3. Obat Wajib Apotek No. 3
               (KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 1176/MenKes/SK/X/1999)
D. Obat Narkotika
     adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis
     yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
     sampai hilangnya rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Disebut juga obat daftar "O"
     artinya opiat.
  
     Penggolongan Obat Narkotik :
     1. Narkotika Golongan I
          Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
          pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunayai
          potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergatungan, misal Tanaman
          Papaver Somniferum L
     2.  Narkotika Golongan II
          Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai
          pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/untuk ilmu pengetahuan serta
          mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan, misalnya benzettidin,
          isometadon, metadon
     3. Narkotika Golongan III
         Narkotika Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
         dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
         ringan mengakibatkan ketergantungan, misalnya : etilmorfina, codeina

     Hal-hal khusus pada Obat Narkotika :
     1. Pada resep, obat narkotika harus digaris bawahi dengan tinta merah.
     2. Pada resep harus tertera alamat pasien yang jelas
     3. Pada etiket obat harus tertera etiket "Tidak Boleh diulang tanpa resep dokter"
     4. Resep obat narkotika diarsip tersediri, terpisah dari resep lainnya
     5. Penyimpanan obat narkotika harus dalam almari khusus yang sesuai dengan
         peraturan MenKes

Efek Obat 
Efek Obat adalah perubahan fungsi struktur atau proses sebagai akibat kerja obat, dimana pada hakekatnya merupakan perubahan fungsi kuantitatif yang dapat berupa :
1. Kontraksi otot
2. Sekresi oleh kelenjar
3. Pelepasan hormon
4. Perubahan aktivitas hormon
5. Kematian sel
6. Perubahan kecepatan pembelahan sel

Indikasi adalah petunjuk penggunaan obat dalam pengobatan penyakit (terapi), misalnya : primperam (antimual), Asam Mefenamat (Analgetik).
Kontraindikasi adalah keadaan yang berlawanan terhadap penggunaan terapi obat, misalnya :
1. Paracetamol, tidak diperbolehkan untuk pasien yang fungsi hatinya terganggu
2. Amoxicillin, tidak diperbolehkan untuk pasien yang sensitif terhadap penisilin

Macam-Macam Efek Obat :
1. Efek sistemik adalah efek yang diperbolehkan dari obat yang beredar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
2. Efek Lokal adalah efek yang hanya terjadi pada tempat dimana obat yang digunakan
3. Efek Terapi adalah efek atau aksi yang merupakan satu-satunya pada letak primer. 
    Jenis-jenis terapi :
    - Terapi Kausal adalah efek obat yang meniadakan penyebab penyakit
    - Terapi Simtomatik adalah efek obat yang menghilangkan atau meringkan gejala penyakit
    - Terapi Subtitusi adalah efek obat yang menggantikan zat yang lazim dibuat pada pada 
       orang yang sakit
4. Efek Samping adalah efek obat yang tidak diinginkan untuk tujuan efek terapi dan tidak ikut 
    pada kegunaan terapi.
5. Efek Teratogen adalah efek obat dimana pada dosis terapeutik dapat mengakibatkan cacat 
    pada janin
6. Efek Toksik adalah aksi tambahan dari obat yang lebih berat dibanding efek samping dan 
    merupakan efek yang tidak diinginkan, hal ini tergantung pada dosis yang diberikan
7. Idiosinkrasi adalah efek suatu obat yang secara kualitatif berlainan sekali dengan efen terapi 
    normalnya
8. Fotosesitasi adalah efek kepekaan yang berlebihan terhadap cahaya yang timbul akibat 
    penggunaan obat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar