Sabtu, 03 September 2011

Diuretika

Diuretika adalah obat yang dapat menambah  kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian :
  1. menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi
  2. menunjukkan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air.
Indikasi atau Fungsi :
  1. Mengurangi udem pada gagal jantung kongestif, ginjal dan sirosis hati
  2. Glaukoma
  3. Diuresis dipaksakan karena keracunan
Pembagian Diuretika  

1. Diuretik Kuat (loop's diuretic)
Diuretik kuat (High-celling diuretics) mencakup sekelompok diuretik yang efeknya sangat kuat dibanding diuretik yang lain.
Tempat Kerja Utama : di bagian epitel tebal ansa Henle bagian asenden, karena itu disebut juga loop diuretic
Mekanisme Kerja :
Menghambat transport elektrolit aktif seperti Na, K, Cl dengan mekanisme pompa Na+K+ATPase
Contoh :  1.  Furosemid
               2.  Torsemid
               3.  Asam etakrinat

               4.  Bumetanid
Efek Samping :
1.  Ototoksisitas (ketulian pada dosis tinggi)
2.  Gangguan cairan dan elektrolit : hipotensi, hiponatremia, hipokalemia, hipokloremia, hipokalsemia dan
     hipomagnesemia
3.  Hipotensi, dapat terjadi akibat depelsi volume sirkulasi
4.  Reaksi Alergi, untuk pasien dengan riwayat alergi sulfonamid.
     Asam Etakrinat merupakan satu-satunya diuretik kuat yang tidak termasuk golongan sulfonamid
5.  Nefritis Interstisialis Alergik, Furosemid diduga dapat menyebabkan Nefritis interstisialis alergik yang
     menyebabkan gagal ginjal reversibel.
Interaksi Obat :
1.  Semua diuretika dapat mengurangi efek antidiabetik oral dan meningkatkan efek dari relaksansia otot
2.  Kombinasi dengan kortikosteroid akan meningkatkan efek hipokalemia
3.  Kombinasi dengan Antibiotik Aminoglikosida meningkatkan atau memperparah resiko ketulian
4.  Kombinasi dengan Antikanker Sisplatin dan Sefalosporin meningkatkan atau memperparah nefrotoksisitas 5.  Probenesid mengurangi sekresi diuretik ke lumen tubulus sehingga efek diuresisnya berkurang
6.  Diuretik kuat dapat berinteraksi dengan warfarin dan klofibrat melalui pergeseran ikatannya dengan protein
2.  Diuretik Tiazid
Tiazid atau Benzotiadiazid disintesis untuk penelitian zat penghambat wnzim karbonik anhidrase. Benzotiadiazid berefek langsung pada transport Na+ dan Cl- di tubuli ginjal, lepas dari efek penghambatannya terhadap enzim anhidrase. Golongan benzotiadiazid yang telah dipakai lebih dari 3o th adalah kloro-tiazid
Tempat Kerja : Tubulus distal bagian bawah
Mekanisme Kerja : menghambat reabsorbsi NaCl
Contoh Obat : 1.  Klorotiazid
                       2.  Bendroflumetiazid
Efek Samping :
1.  Hipokalemia
     Dapat menimbulkan aritmia jantung, terutama pada pasien yang diterapi dengan digitalis. Dapat diatasi
     dengan penambahan suplemen K+ dan kombinasi dengan diuretic hemat K+
2.  Hiperurisemia
     Karena terjadi persaingan sekresi antara tiazid dan asam urat
3.  Toleransi glukosa dapat tergangu
4.  Meningkatkan kadar kolesterol plasma
3.  Diuretik Hemat Kalium
Mekanisme Kerja : Menghambat reabsorbsi natrium dan sekresi kalium
Contoh Obat : 1.  Spironolakton
                       2.  Triamteren dan Amilorid
Efek Samping :
Dapat menyebabkan hiperkalemia berat apabila dikombinasikan dengan ACE Inhibitor
4.  Diuretik Osmotik
Dipakai untuk zat yang bukan elektrolit, BM kecil, mudah dan cepat diekskresi oleh ginjal
Tempat Kerja : Tubulus proksimal, Henle's loop. dan ductus colligens
Contoh Obat : 1.  Ureum
                       2.  Manitol
                       3.  Sorbitol
                       4.  Gliserin
5.  Diuretik Penghambat Karbonik Anhidrase
Tempatk Kerja :  Tubulus Proksimal
Efek samping asidosis metabolic dan alkolisis urin
Contoh Obat : 1.  Asetazolamid (dervat Sulfonamid)
                       2.  Diklorofenamid
Jarang digunakan karena daya diuretiknya lemah, biasanya digunakan pada pengobatan glaucoma akibat meningkatnya tekanan intraokuler pada mata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar