Jumat, 11 Mei 2012

Peranan Apoteker dalam Penatalaksanaan Diabetes Melitus

      Penatalaksanaan diabetes yang berhasil membutuhkan kerjasama yang erat dan terpadu dari penderita dan keluarga dengan para tenaga kesehatan yang menanganinya, antara lain dokter, apoteker, dan ahli gizi. Pentingnya peran apoteker dalam keberhasilan pengelolaan diabetes ini menjadi lebih bermakna karena penderita diabetes umumnya merupakan pelanggan tetap apotik, sehingga frekuensi pertemuan penderita diabetes dengan apoteker di apotik mungkin lebih tinggi daripada pertemuannya dengan dokter. Peluang ini harus dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh para apoteker dalam rangka memberikan pelayanan kefarmasian yang profesional. Apa lagi, sebagaimanayang diketahui, pada saat ini tingkat pengetahuan kesehatan masyarakat umumnya masih perlu ditingkatkan, sehingga perhatian, pendampingan dan konseling yang intensif dari para tenaga kesehatan sangat diharapkan.
      WHO (World Health Organisation) dalam laporan kelompok konsultatif “Menyiapkan Apoteker Masa Depan” pada tahun 1997 telah mengidentifikasikan 7 peran apoteker yang dikenal sebagai  “Seven stars pharmacist”, yaitu seorang apoteker sebagai care–giver (pemberi pelayanan), decision-maker (pengambil keputusan), komunikator, pemimpin, manajer, long-life learner (pembelajar sepanjang hayat) dan guru. Fungsi seorang apoteker dalam memberikan pelayanan kesehatan dapat diuraikan lebih lanjut menjadi beberapa aspek antara lain sebagai seorang manajer obat yang berkualitas, guru (trainer dan supervisor), komunikator, care giver.
      Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat difahami bahwa dalam penatalakasanaan diabetes, para apoteker tidak hanya dapat terlibat dalam berbagai aspek farmakoterapi atau yang berhubungan dengan obat semata, tetapi lebih luas lagi dapat terlibat dalam berbagai tahap dan aspek pengelolaan diabetes, mulai dari skrining diabetes sampai dengan pencegahan dan penanganan komplikasi. 
      Kebanyakan pasien dengan diabetes tidak mendapatkan perawatan optimal, seringkali kadar gula tidak terkontrol dengan baik. Masalah ini memberikan kesempatan kepada apoteker untuk  memberikan kontribusinya dalam perawatan pasien dengan diabetes. Menurut The National Community Pharmacists Association’s National Institute for Pharmacist Care Outcome di USA, kontribusi apoteker berfokus kepada pencegahan dan perbaikan penyakit, termasuk mengidentifikasi dan menilai kesehatan pasien, memonitor, mengevaluasi, memberikan pendidikan dan konseling, melakukan intervensi, dan menyelesaikan terapi yang berhubungan dengan obat untuk meningkatkan
pelayanan ke pasien dan kesehatan secara keseluruhan. Kontribusi apoteker ini pada intinya adalah penatalaksanaan penyakit, berarti mencakup terapi obat dan non-obat.
Mengidentifikasi dan Menilaian Kesehatan pasien
      Apoteker dapat mengidentifikasi pasien-pasien yang tidak menyadari kalau mereka menderita diabetes. Identifikasi mentargetkan pasien-pasien dengan resiko tinggi, termasuk pasien obese, pasien > 40 tahun, pasien dengan tekanan darah tinggi atau dislipidemia, pasien dengan sejarah keluarga
diabetes, dan pasien yang mempunyai sejarah gestasional diabetes atau melahirkan anak dengan berat badan > 4,5 kg. Pasien-pasien ini dapat di identifikasi pada saat mereka mengambil obat di apotik/rumah sakit. Apoteker dapat menyarankan pasien untuk memeriksakan kadar gula darahnya.
      Menilai status kesehatan pasien dengan diabetes dan membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang merupakan suatu tantangan bagi apoteker, terutama di farmasi komunitas dimana akses ke data laboratorium terbatas. Berdasarkan ADA disarankan untuk menilai keperluan pasien dan meyakinkan agar perawatan standar terpenuhi.
Merujuk pasien
      Salah satu peran apoteker yang tidak kalah penting adalah merujuk pasien kepada tim perawatan diabetes lainnya seperti bagian gizi, poliklinik mata, pediatris, gigi dan lainnya bila diperlukan. Depresi juga sering dijumpai pada pasien diabetes, sehingga dapat dirujuk ke bagian penyakit jiwa bila diperlukan.
Memantau Penatalaksanaan diabetes
      Pemantauan terhadap kondisi penderita dapat dilakukan apoteker pada saat pertemuan konsultasi rutin atau pada saat penderita menebus obat, atau dengan melakukan hubungan telepon. Pemantauan kondisi penderita sangat diperlukan untuk menyesuaikan jenis dan dosis terapi. Apoteker harus mendorong penderita untuk melaporkan keluhan ataupun gangguan kesehatan yang dirasakannya sesegera mungkin. Apoteker harus bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya dalam penyesuaian dosis obat hipoglikemik oral (OHO).
      Kebanyakan morbiditas dan mortalitas pada pasien diabetes disebabkan karena komplikasi, antara lain komplikasi makrovaskular. Hasil penelitian menunjukkan, penurunan kadar gula saja tidak dapat menurunkan komplikasi makrovaskular. Oleh karena itu ada area lain dari diabetes yang harus diperhatikan untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas secara keseluruhan, antara lain:
● Tekanan darah (target < 130/80 mm Hg)
● LDL kolesterol (target < 100 mg/dl)
● Penggunaan aspirin untuk pasien DM dengan hipertensi dan resiko jantung
● Pemeriksaan mata, kaki, gigi (1x/tahun)
● Vaksinasi influenza dan pneumokokal
      Penjelasan diberikan kepada pasien mengenai target dan diharapkan pasien mengerti mengapa monitoring memegang peranan penting dalam terapi pencegahan.
Menjaga dan meningkatkan kepatuhan pasien terhadap jadwal terapi
      Salah satu faktor utama kegagalan sebuah terapi adalah ketidakpatuhan terhadap terapi. Apoteker dapat memainkan penting dalam membantu pasien mengikuti terapi. Untuk melakukan hal ini secara efektif, apoteker harus mengerti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan menyebabkan
ketidakpatuhan pasien terhadap terapi, antara lain:
• Regimen yang kompleks - Studi menunjukkan kepatuhan paling tinggi terjadi bila obat oral diminum 1x sehari. Paes dkk. mengungkapkan, kepatuhan terhadap obat berkurang dari 79% menjadi 38% bila obat yang 1x sehari diganti menjadi 3x sehari. Dan kepatuhan akan semakin
menurun bila pasien mengkonsumsi beberapa obat sekaligus.
• Kurang pengetahuan pasien terhadap penyakitnya - Pasien akan patuh meminum obatnya bila mereka menyadari bahwa diabetes adalah penyakit yang serius dengan konsekuensi yang serius pula, dan konsekuensi akan berkurang dengan partisipasi aktif dari pasien. Sayangnya, kebanyakan
pasien dengan diabetes meremehkan bahaya akibat tidak mengontrol penyakitnya atau menyadari bahaya penyakit tetapi merasa tidak berdaya untuk mencegahnya.
• Kurang keyakinan pasien terhadap terapi/obat - Pasien akan lebih patuh meminum obatnya apabila mereka menyadari bahwa obat yang diminum benar-benar dapat membantu mengatasi penyakitnya. Sebagian besar pasien sangat kurang menyadari hal ini.
• Kebingungan tentang petunjuk cara minum obat
• Biaya pengobatan yang cukup tinggi bagi pasien
• Ada gangguan psikologi terutama depresi
• Ada gangguan kognitif
• Kurangnya dukungan sosial dari keluarga atau kerabat
      Mencermati hal-hal tersebut, maka salah satu upaya penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi adalah konseling dan pemberian informasi yang lengkap dan akurat tentang terapi tersebut. Di dalam hal ini, farmasis/apoteker berada di posisi kunci untuk memberi penjelasan
umum maupun khusus tentang terapi yang dijalani pasien, baik farmakoterapi maupun nonfarmakoterapi.
      Untuk membantu meyakinkan bahwa pasien menjalankan terapi dengan baik, farmasis/apoteker dapat mengajukan pertanyan-pertanyaan ketika pasien datang berkonsultasi atau menebus obat, antara lain:
● Kapan Anda terakhir kali melakukan pemeriksaan kadar gula darah Anda, dan bagaimana
    hasilnya?
● Obat diabetes apa yang Anda gunakan secara rutin? Bagaimana dosisnya?
    Apakah Anda mengalami kesulitan memenuhi dosis tersebut? Bagaimana
    Anda menyimpan obat-obat diabetes Anda di rumah?
● Apakah Anda menggunakan insulin? Apa merek insulin yang Anda gunakan? Apakah Anda
   mengalami kesulitan dalam menggunakan insulin sesuai dosis yang disarankan dokter? Bagaimana
   Anda menyimpan insulin di rumah?
● Apakah Anda mengkonsumsi obat-obat lain atau suplemen makanan tertentu selain obat diabetes
   yang diresepkan dokter? Misalnya obat hipertensi, obat sakit kepala, sakit gigi, obat batuk, obat
   penenang, obat tidur, obat antiinfeksi dan lain sebagainya. Apakah Anda mendapatkan obat
   tersebut dengan resep dokter atau membeli bebas? Apakah Anda menggunakannya secara rutin,
   sering atau sesekali saja?
● Apakah Anda melakukan diet sesuai dengan saran dokter atau ahli gizi Anda?
● Apakah Anda berolah raga secara teratur? Apa olah raga rutin yang Anda lakukan?
● Apakah Anda memiliki keluhan-keluhan pada kulit, kaki, mulut dan gigi, mata, telinga atau
    keluhan lainnya?
● dan pertanyaan-pertanyaan lain yang sesuai
Bagaimana apoteker dapat membantu ?
Ada 6 langkah yang dapat dilakukan:
1. Libatkan pasien; ciptakan suasana dimana pasien menyadari kalau anda tertarik dan peduli dan
    bersedia untuk membantu menangani masalah yang berhubungan dengan obat.
2. Spesifik; dapatkan rincian spesifik bila pasien mendiskusikan masalah obatnya. Misalnya, bila
    pasien meloncati jadwal minum obatnya, tanyakan apakah ini terjadi pada waktu tertentu setiap
    harinya atau untuk obat-obat tertentu saja.
3. Identifikasi hambatan utama yang mempengaruhi kepatuhan pasien dalam minum obatnya seperti
    disebutkan diatas:
    a. Apakah pasien mengerti cara meminum obatnya?
    b. Apakah regimen obat terlalu kompleks?
    c. Apakah pasien mengerti keuntungan utama dari obatnya?
    d. Apakah pasien mengerti kalau obat dapat membantu walaupun pasien tidak merasakan
        keuntungannya?
   e. Apakah biaya menjadi masalah?
   f. Apakah pasien depresi?
4. Simpulkan; dengan menyimpulkan masalah pasien, Apoteker dapat membantu apakah pasien
    memerlukan perubahan sikap dan bagaimana melaksanakannya.
5. Memecahkan masalah; saran-saran berikut dapat dicoba:
    a. Meminum obat anda sesuai dengan yang diresepkan adalah sangat penting supaya diabetes anda
        terkontrol.
   b. Untuk mendapatkan hasil optimal, jadwal meminum obat harus dipatuhi
   c. Bila anda memikirkan untuk berhenti meminum salah satu obat, atau khawatir mengenai efek
       sampingnya, bicarakan dulu dengan dokter.
   d. Bila anda khawatir dengan biaya obat anda, mungkin ada alternatif yang lebih murah yang sama
       keefektifannya. Beritahu dokter, jangan malu.
   e. Bila regimen obat anda terlalu susah, menjadi beban, atau membingungkan; tanyakan ke dokter
       atau Apoteker apakah ada alternatif lain yang lebih sederhana
   f. Jumlah obat yang anda minum bukanlah pertanda betapa sehat atau tidak sehatnya anda. Lebih
      baik anda diskusi dengan dokter atau Apoteker tentang target pengobatan seharusnya (
      misalnya target kadar gula, tekanan darah, kadar kolesetrol dsb)
  g. Bila anda merasa depresi atau tertekan dengan ruwetnya penanganan diabetes anda, bicarakan
      dengan dokter atau apoteker.
6. Akhiri pertemuan, tanyakan langkah apa yang akan dilakukan pasien setelah diskusi dengan
    apoteker.
Membantu penderita mencegah dan mengatasi komplikasi ringan.
      Mencegah dan mengatasi komplikasi diabetik adalah salah satu hal penting dalam pengelolaan diabetes. Informasi mengenai komplikasi yang mungkin muncul menyertai diabetes sangat penting disampaikan kepada penderita dan keluarganya agar dapat melakukan antisipasi seperlunya. Disamping itu, apoteker juga dapat terlibat langsung dalam tindakan-tindakan pencegahan dan pengendalian komplikasi yang muncul.
Menjawab pertanyaan penderita dan keluarga mengenai DM
      Seorang apoteker dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penderita dankeluarganya tentang segala hal menyangkut diabetes dan pengelolaannya, sesuai dengan kompetensinya, misalnya tentang penyebab penyakit dan bagaimana gejala-gejala yang harus diwaspadai, tentang berbagai pemeriksaan diagnostik yang harus dilakukan, hal-hal apa yang harus dihindari untuk mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit, tentang terapi obat dan efek samping obat, tentang komplikasi dan pencegahannya, sampai pada perawatan kaki, kulit, mulut dan gigi dan lain sebagainya.
Memberikan Pendidikan dan Konseling
      Tujuan pendidikan kepada pasien adalah untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan kepada pasien untuk berpartisipasi dalam pengobatannya. Penelitian menunjukkan bahwa pasien yang tidak pernah mendapat pendidikan mengenai diabetes, resiko untuk komplikasi major meningkat 4 kali lipat.
      Berikut ini adalah materi inti untuk pendidikan yang komprehensif yang dapat diberikan kepada pasien diabetes (Sumber: National Standard for diabetes self-management education, Diabetes Care 2005)
● Definisi diabetes, proses penyakit, dan pilihan pengobatan
● Terapi nutrisi
● Aktivitas fisik
● Penggunaan obat
● Memonitor kadar gula sendiri
● Mencegah, mendeteksi, dan mengobati komplikasi-komplikasi akut dan kronis
● Target untuk mencapai hidup sehat
● Menyesuaikan sendiri perawatan dalam kehidupan sehari-hari (problem solving)
● Penyesuaian psikososial dalam kehidupan sehari-hari
Pendidikan kepada pasien dapat diberikan dalam 3 tahap:
● Tahap I : Segera dilaksanakan setelah pasien di diagnosa dengan DM sehingga dapat membantu mengatasi kebingungan, syok, terkejut dan lain sebagainya. Apoteker berusaha membantu pasien memahami dan menerima diagnosis.
● Tahap II : Memberikan informasi yang lebih dalam, dengan berfokus pada masalah yang telah teridentifikasi sewaktu menilai pasien (misalnya peripheral neuropathy) dan hal-hal lain yang mungkin dapat diantisipasi ( misalnya mengatasi reaksi hipoglikemi). Kegunaan dan cara minum obat yang benar (misalnya obat hipoglikemik oral, obat antidislipidemia, obat antihipertensi, aspirin) harus dijelaskan
● Tahap III : Memberikan pendidikan berkelanjutan untuk menekankan konsep, meningkatkan dan menjaga motivasi , dan berupaya agar pasien dapat mengurus dirinya dan peduli terhadap kesehatannya Catatan: diperlukan pendekatan tim ahli kesehatan dalam pendidikan kepada
pasien diabetes. Pengetahuan yang diperoleh apoteker dari etiologi, patofisiologi, terapi obat dan non-obat untuk diabetes dapat digunanakan untuk pendidikan kepada pasien dengan bahasa yang disesuaikan untuk awam.
      Konseling dalam penatalaksanaan diabetes sangat penting sebab diabetes merupakan penyakit yang sangat erat hubungannya dengan gaya hidup. Konseling diberikan kepada penderita untuk mendapatkan hasil penatalaksanaan diabetes yang maksimal. Keberhasilan penatalaksanaan
diabetes sangat bergantung pada kerja sama penderita dan keluarganya dengan petugas kesehatan. Kepatuhan penderita terhadap program penatalaksanaan sangat bergantung pada tingkat pemahamannya tentang penyakit tersebut. Penderita DM yang memiliki pengetahuan yang cukup
tentang DM umumnya dapat mengendalikan perilakunya sehingga dapat mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Secara umum, tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dengan memberikan penyuluhan atau konseling kepada penderita diabetes dan keluarganya antara lain:
1. Agar penderita DM memiliki harapan hidup lebih lama dengan kualitas hidup yang optimal. Kualitas hidup sudah merupakan keniscayaan. Seseorang yang dapat bertahan hidup tetapi dengan kualitas hidup yang rendah, akan menggangggu kebahagiaan dan ketenangan keluarga.
2. Untuk membantu penderita DM agar dapat merawat dirinya sendiri, sehingga komplikasi yang mungkin timbul dapat diminimalkan, selain itu juga agar jumlah hari sakit dapat ditekan.
3. Agar penderita DM dapat berfungsi dan berperan optimal dalam masyarakat
4. Agar penderita DM dapat lebih produktif dan bermanfaat
5. Untuk menekan biaya perawatan, baik yang dikeluarkan secara pribadi, keluarga ataupun negara.
       Segala informasi yang dianggap perlu untuk meningkatkan kepatuhan dan kerjasama penderita dan keluarganya terhadap program penatalaksanaan diabetes dapat disampaikan dalam konseling. Namun dalam penyampaiannya harus mempertimbangkan kondisi penderita, baik kondisi pengetahuan, kondisi fisik, maupun kondisi psikologisnya.
      Berikut ini contoh beberapa bahan konseling yang dapat diberikan kepada pasien menyangkut terapi Obat Hipoglikemik Oral (OHO).
a. Sulfonilurea :
    1. Tanda-tanda hipoglikemia dan penanganannya 
    2. Minumlah glipizide kira-kira 30 menit sebelum makan untuk meningkatkan efektivitas
    3. Hindari alkohol, alkohol mungkin dapat menyebabkan hipoglikemia dan menginduksi reaksi  
        flushing
b. Meglitinida
    1. Gejala hipoglikemia dan penanganannya
    2. Minumlah dengan segera, hingga 30 menit sebelum setiap kali makan
    3. Lewatkan satu dosis bila tidak makan
    4. Tambahkan satu dosis setiap kali makan tambahan
c. Biguanida
    1. Minumlah bersama makanan untuk menghindari gangguan pada perut (gastrointestinal upset)
    2. Mungkin mengalami diare ringan dan kembung (bloatedness)
    3. Apabila diminum bersamaan dengan sulfonilurea atau insulin, penderita perlu diingatkan 
        kemungkinan terjadinya hipoglikemia
    4. Jelaskan bahwa gangguan ginjal dapat mengarah pada asidosis laktat dan mintalah untuk
        memantau fungsi ginjal dan hati secara teratur.
    5. Laporkan gejala asidosis laktat misalnya kejang atau nyeri otot, hiperventilasi, kelelahan yang
        tidak wajar dan kelemahan, dsb.
    6. Hindari alkohol
    7. Laporkan masalah medis yang bersamaan dan prosedur diagnostik mendatang
d. Tiazolidinedion
    1. Minumlah dengan makanan
    2. Apabila diminum dengan sulfonylurea atau insulin, penderita perlu diingatkan kemungkinan  
        terjadinya hipoglikemia
    3. Laporkan tanda-tanda toksisitas hati misalnya mual, muntah, nyeri perut, kelelahan yang tidak
        wajar, tidak bernafsu makan (anoreksia), urin berwarna gelap, dsb.
e. Penghambat α-glukosidase
    1. Minumlah bersama sendok pertama setiap makan
    2. Lewati satu dosis bila tidak makan
    3. Apabila diminum/diberikan bersamaan dengan sulfonylurea atau insulin, atasi reaksi
        hipoglikemia dengan sumber glukosa yang sudah tersedia misalnya dekstrosa, gula pasir tidak
        efektif karena pengaruh acarbose.
    4. Peringatkan kemungkinan terjadinya diare, sendawa, nyeri perut, khususnya pada pengobatan
        awal.
    5. Laporkan gejala gangguan pencernaan yang terus menerus.

Untuk penderita yang mendapat resep dokter dapat diberikan konseling secara lebih terstruktur dengan tiga pertanyaan utama sebagai berikut:
• Apa yang dikatakan dokter tentang peruntukan/kegunaan pengobatan Anda?
• Bagaimana yang dikatakan dokter tentang cara pakai obat Anda?
• Apa yang dikatakan dokter tentang harapan terhadap pengobatan Anda?

Pengembangan Tiga Pertanyaan Utama
• Apa yang dikatakan dokter tentang peruntukan/kegunaan pengobatan Anda?
   • Persoalan apa yang harus dibantu?
   • Apa yang harus dilakukan?
   • Persoalan apa yang menyebabkan anda ke dokter?
• Bagaimana yang dikatakan dokter tentang cara pakai obat Anda?
   • Berapa kali menurut dokter anda harus menggunakan obat tersebut?
   • Berapa banyak Anda harus menggunakannya?
   • Berapa lama Anda terus menggunakannya?
   • Apa yang dikatakan dokter bila Anda kelewatan satu dosis?
   • Bagaimana Anda harus menyimpan obatnya?
   • Apa artinya ‘tiga kali sehari’ bagi Anda?
• Apa yang dikatakan dokter tentang harapan terhadap pengobatan Anda?
   • Pengaruh apa yang Anda harapkan tampak?
   • Bagaimana Anda tahu bahwa obatnya bekerja?
   • Pengaruh buruk apa yang dikatakan dokter kepada Anda untuk diwaspadai?
   • Perhatian apa yang harus Anda berikan selama dalam pengobatan ini?
   • Apa yang dikatakan dokter apabila Anda merasa makin parah/buruk?
   • Bagaimana Anda bisa tahu bila obatnya tidak bekerja?
Pertanyaan Tunjukkan dan Katakan
• Obat yang Anda gunakan ditujukan untuk apa?
• Bagaimana Anda menggunakannya?
• Gangguan atau penyakit apa yang sedang Anda alami?

Jika Anda menemukan seseorang yang baru saja mengetahui dirinya mengidap diabetes, maka bantulah ia untuk dapat mengelola diabetesnya dengan baik. Ada beberapa prinsip yang dapat diikuti untuk hal ini, yaitu:
1. Bantu penderita untuk mendapatkan pemeriksaan yang diperlukan untuk mengetahui tipe diabetes
    yang diderita
2. Bantu penderita untuk mendapatkan perawatan rutin yang diperlukan
3. Ajarkan penderita untuk dapat mengontrol kondisi diabetesnya dengan baik
4. Ajarkan penderita untuk dapat memonitor kadar gula darah secara rutin dan teratur
5. Tingkatkan kepatuhan penderita terhadap terapi yang dijalani dengan memberikan informasi yang
    jelas tentang terapi yang dijalaninya dan akibat yang dapat timbul jika terapi tidak dijalankan
    dengan baik
6. Bantu penderita untuk mengantisipasi dan mencegah timbulnya masalah kesehatan jangka panjang
    yang disebabkan oleh keadaan diabetes atau efek samping terapi yang dilakukan
7. Bantu penderita untuk mengatasi masalah atau komplikasi yang timbul
    Mintalah penderita untuk segera memberi tahu anggota keluarga atau orang yang berada di  
    sekitarnya pada saat itu apabila penderita mulai merasakan tanda-tanda awal serangan
    hipoglikemia, dan bila gejala makin berat segera laporkan pada dokter atau apoteker di apotik
    terdekat untuk segera mendapat pertolongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar