Minggu, 06 Mei 2012

Infeksi saluran Kemih

Definisi 
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang dapat terjadi di sepanjang saluran kemih. Macam-macam infeksi saluran kemih tergantung dari bagian mana dari saluran kemih yang terinfeksi.
Infeksi saluran kemih memiliki nama-nama berbeda tergatung dibagian mana infeksi terjadi :
- cystitis : infeksi yang terjadi di kandung kemih (blader)
- pyelonephritis atau infeksi ginjal : infeksi yang terjadi di ginjal baik itu salah satu atau pun
  keduanya
- urethritis : infeksi pada saluran yang mengosongkan urin dari kandung kemih ke luar
Prevalensi penyakit ini lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan karena morfologi saluran kemih pada wanita yang pendek dan lebih dekat dengan anus dari pada pria.
Infeksi Saluran Kemih dapat dibagi menjadi 2 bagian :
-Infeksi Saluran Kemih atas, melibatkan ginjal dan dikenal dengan pielonefritis
-Infeksi Saluran Kemih bawah, melibatkan cystisis (kantung kemih), ureteritis (uretra), prosiatitis
 (kelenjar prostat) dan epididimis

Etiologi : 
 - 85% disebabkan Eschercihia coli.
- sisanya disebabkan oleh Klebsiella pneumonia, Proteus spp, Psudomonas aeruginosa, 
  Entrococcus spp


Gambar 1.  Patogenesis dari Infeksi Saluran kemih yang disebabkan E.coli





Patofisiologi 
Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen.
Ada dua jalur utama terjadinya ISK yaitu asending dan hematogen.

  • Secara asending yaitu:
    • Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain: faktor anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
    • Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.
  • Secara hematogen yaitu:
    Sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.
Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:
  • Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap atau kurang efektif.
  • Mobilitas menurun
  • Nutrisi yang sering kurang baik
  • System imunnitas yng menurun
  • Adanya hambatan pada saluran urin
  • Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.
Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensi yang berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen menyebar ke suluruh traktus urinarius. Selain itu, beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK, antara lain: adanya obstruksi aliran kemih proksimal yang menakibtakan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebut sebagai hidronefroses. Penyebab umum obstruksi adalah: jaringan parut ginjal, batu, neoplasma dan hipertrofi prostate yang sering ditemukan pada laki-laki diatas usia 60 tahun
(runtah.com)

Faktor Resiko / Penyebab Infeksi Saluran kemih
1. Tidak higienis dan tidak menjaga kebersihan
2. Kebiasaan menahan kencing
3. Adanya batu ginjal di daerah saluran kencing
4. Faktor luar, contoh: pemasangan catheter

Manifestasi klinik :
-Infeksi Saluran Kemih Atas : gejalanya sakit panggul, demam, nausea, vomiting, malaise
-Infeksi Saluran Kemih Bawah : gejalanya disuria, ugensi (ingin urinasi), frekuensi (sering urinasi),
 nocturia (terbangun pada malam hari karena ingin buang air kecil), hematuria

Gejala :
- Urin keruh ataupun berdarah, dengan bau yang kuat bahkan bau busuk
- Sedikit demam (tidak semua orang yang terkena infeksi saluran kemih disertai demam)
- Rasa nyeri ataupun terbakar saat buang air kecil
- Kram pada perut bagian bawah
- Sering ingin buang air kecil (anyang-anyangen)
Gejal yang muncul jika infeksi sudah mencapai ginjal :
- menggigil dan gemetaran ataupun keringat malam
- kelelahan dan rasa sakit pada umumnya
- mual muntah
- demam lebih dari 38,5 derajat celsius
- nyeri pada pangkal paha
- kulit memerah
- kadang-kadang disertai nyeri abdomen yang kuat

Penatalaksanaan Terapi:

Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah pemberian agen antibakterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhadap flora fekal dan vagina. Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan atas : terapi antibiotika dosis tunggal, terapi antibiotika konvensional : 5-14 hari, terapi antibiotika jangka lama : 4-6 minggu, terapi dosis rendah untuk supresi. Pemakaian antimikrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi. Jika kekambuhan disebabkan oleh bakteri persisten di awal infeksi, faktor kausatif (mis: batu, abses), jika muncul salah satu, harus segera ditangani. Setelah penanganan dan sterilisasi urin, terapi preventif dosis rendah. Penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin), trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), terkadang ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten terhadap antibiotik ini. Pyridium, suatu analgesik urinarius juga dapat digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi (http://ennypharmacyciiapoteker.blogspot.com).

Standar terapi yang digunakan adalah :
Pemilihan Antibiotik yang dapat digunakan :

Antibiotik
Dosis
Interval
Durasi
Trimetropim-
sulfametoksazol
2 DS Tablet
1 DS Tablet
1 kali dosis
2 kali sehari
1 hari
3 hari
Ciprofloksazin
250 mg
2 kali sehari
3 hari
Norfloxacin
400 mg
2 kali sehari
3 hari
Gatifloxacin
200-400 mg
1 kali sehari
3 hari
Levofloxacin
250 mg
1 kali sehari
3 hari
Lomefloxacin
400 mg
1 kali sehari
3 hari
Enoxacin
200 mg
1 kali sehari
3 hari
Amoxicillin
6 x 500 mg
500 mg
1 kali dosis
2 kali sehari
1 hari
3 hari
Amoxiclav
500 mg
3 kali sehari
3 hari
Trimetroprim
100 mg
2 kali sehari
3 hari
Nitrofurantoin
100 mg
4 kali sehari
3 hari
Fosfomycin
3 g
1 kali dosis
1 hari


Pyridium
Untuk mengurangi rasa nyeri dan terbakar saat Buang Air Kecil (BAK)
Penggunaan pyridium ini akan menyebabkan warna urin berubah menjadi orange sampai merah.
Kontra Indikasi : Penyakit ginjal, Diabeter, dan G6PD (glucose-6-phosphate dehydrogenase) deficiency
FDA pregnancy category B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar