Rabu, 20 Juni 2012

DMBA (7, 12-Dimetilbenz(a)antrasena)


         DMBA termasuk senyawa karsinogen golongan polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH), merupakan polutan lingkungan dan produk pirolisis dari minyak dan material biologi, dihasilkan oleh asap rokok, asap kendaraan, dan pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar batubara dan minyak bumi (Pitot & Dragan, 2001).
       DMBA dikenal sebagai senyawa karsinogenik spesifik untuk eksperimental kanker payudara dan kanker kulit pada hewan percobaan. Aktivitas karsinogenik dari DMBA terjadi karena kemampuannya (metabolit DMBA, ultimate carsinogen) berikatan dengan DNA dan menyebabkan mutasi somatik. (Dandekar, et al, 1986).
           Struktur kimia DMBA memiliki 4 cincin aromatik yang berikatan, khas struktur PAH dengan tiga atau lebih cincin aromatik, dan 2 substituen metil.  
Gambar 1. Struktur DMBA
DMBA merupakan karsinogen sekunder (prokarsinogenik), sehingga harus mengalami aktivasi metabolisme (biotransformasi) untuk menghasilkan karsinogenesis. Proses metabolisme DMBA menjadi senyawa yang lebih toksik berdasarkan Miyata (1999) yaitu DMBA dioksidasi oleh sitokrom p-450 CYP1B1 menjadi DMBA 3,4-epoksida, kemudian diikuti hidrolisis epoksida oleh enzim mEH (mikrosomal epoksid hidrolase) menjadi metabolit proximate carcinogen DMBA-3,4-diol. Metabolit ini kemudian dioksidasi oleh CYP1A1 atau CYP1B1 menjadi metabolit ultimate carcinogen yaitu DMBA-3,4-diol-1,2-epoksida yang memiliki kemampuan membentuk DNA adducts. Cincin lain yang mengalami hidroksilasi dan hidroksilasi metil dari DMBA menghasilkan metabolit tidak aktif yang tidak dapat berikatan dengan DNA (Miyata, 1999).
Gambar 2. Jalur Metabolisme DMBA

Jalur metabolisme DMBA melalui aktivasi enzim sitokrom p-450 menjadi intermediate reaktif yang dapat merusak DNA, yaitu terbentuknya epoksida dihidrodiol dan kation radikal. Epoksida dihidrodiol akan mengikat gugus amino ekosiklik purin DNA secara kovalen menjadi bentuk adduct stabil, sedangkan kation radikal akan mengikat N7 atau C8 purin menjadi bentuk adduct tak stabil yaitu depurinisasi menjadi tempat yang kehilangan apurinik pada DNA (Malendez-Colon, 1999). 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar