Rabu, 23 November 2011

Drug Related Problem (DRPs)

Gambar 1. Obat (advances-in-medicine.com) 
Obat dapat diibaratkan sebagai sebuah pedang yang mempunyai dua sisi yang sama tajamnya. Obat mempunyai manfaat dalam pengobatan (therapeutic outcomes) untuk menyembuhkan penyakit, mengurangi atau menghilangkan simptom, menghentikan atau memperlambat progres penyakit, mencegah penyakit dan mendiagnosis penyakit. Namun, disisi lain, penggunaan obat yang tidak benar ataupun tidak sesuai dapat menyebabkan penyakit yang dialami pasien semakin parah bahkan dapat menyebabkan kematian. Bencana Thalidomide pada tahun 1960-an, sebagai adverse drug reaction merupakan masa-masa kelam dalam pengobatan yang mempunyai akibat terburuk bagi pasien.
Secara umum masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat tergolong dalam "drug-related problems".
Drug-related problems (DRPs) merupakan sebuah peristiwa atau kejadian yang menyertai terapi obat yang actual atau potensial yang mempengaruhi keadaan pasien untuk mencapai outcome medik yang optimal. Drug-related problems (DRPs) terdiri dari 8 point :
1. Ada indikasi tapi tidak ada obat (Untreated Indications)
    Penderita mempunyai gangguan kesehatan yang memerlukan obat, tapi pasien tidak mendapatkan
    obat untuk indikasi tersebut
2. Ada obat tapi tidak ada indikasi (Drugs use whithout indication)
    Penderita memerlukan terapi obat tetapi mendapatkan obat yang indikasinya tidak ada.
    Obat mempunyai khasiat tetapi tidak dibutuhkan dalam penyembuhan penyakit pasien
3. Under doses
    Penderita memerlukan tindakan farmakoterapi kemudian mendapatkan obat yang tepat tetapi
    diberikan dalam dosis subterapi (dosis kurang dari jumlah dosis yang dibutuhkan)
4. Over doses
    Pasien mendapatkan masalah medis karena penggunaan obat dengan dosis berlebihan
5. Pemilihan obat yang tidak tepat
    Penderita memerlukan tindakan farmakoterapi tetapi menerima obat/produk yang salah
6. Pasien gagal menerima obat
    Penderita memerlukan tindakan farmakoterapi tetapi gagal memperoleh obat dengan alasan
    kepatuhan, ekonomi dan availibilitas
7. Adverse drug reactions (ADRs)
    Penderita mendapat masalah medis karena efek samping obat.
    Menurut "WHO", Adverse drug reactions adalah respon atau tanggapan tubuh pasien terhadap obat
    yang berbahaya dan tidak diinginkan, terjadi pada dosis normal dan digunakan dalam profilaksis,
    diagnosis atau terapi penyakit, atau untuk modifikasi fungi fisiologis pasien.
    Ada 2 tipe ADRs :
    1. Reaksi Tipe A :
        Reaksi Tipe A mempunyai efek farmakologi sebanyak dengan terapi yang diberikan. Sebagai
        contoh ADRs pemberian morfin yang mempunyai efek konstipasi, dan Ulkuk peptikus yang
        disebabkan oleh penggunaan NSAID (Non Steroid Anti-Inflamation Drugs). Ciri-Ciri dari ADRs
        Tipe A adalah efeknya semakin sering dan semakin tinggi jika dosis yang diberikan semakin
        tinggi.
    2. Reaksi Tipe B :

8. Interaksi obat
    Penderita mendapat masalah medis karena interaksi obat dengan obat, obat dengan makanan,
    dengan batasan dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan yaitu berkurangnya efek, efek
    toksik atau sama sekali tidak menimbulkan efek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar