Jumat, 28 Oktober 2011

Luka Bakar

Luka bakar adalah cedera pada jaringan kulit yang disebabkan oleh api (panas kering) ataupun oleh cairan panas (panas basah). Derajat rasa sakit tidak berhubungan dengan derajat cedera. Luka bakar di lapisan permukaan kulit mungkin malah terasa sakit karena ujung-ujungnya syaraf telah rusak. Lokasi dan luas bagian kulit yang terbakar sangat penting untuk menentukan apakah luka bakar harus dirawat oleh dokter.



Berdasarkan tingkat keparahannya, luka bakar dibagi menjadi 3 tingkatan :
1) Luka bakar tingkat 1 (1st degree) : luka bakar yang hanya mengenai/merusak kulit bagian luar yang
    disebut epidermis. Luka bakar ini dangkal dan menyebabkan peradangan lokal pada kulit. Luka bakar
    ini ditandai dengan : nyeri, kulit berwarna kemerah-merahan, dan disertai bengkak ringan. Kulit normal,
    jika disentuh agak kenyal, namun kulit yang terkena luka bakar akan lebih lembut.
2) Luka bakar tingkat 2 (2nd degree) : luka bakar yang mengenai/merusak epidermis dan dermis, luka
    bakar ini lebih dalam dari luka bakar tingkat 1.
3) Luka bakar tingkat 3 (3rd degree) : luka bakar yang merusak seluruh lapisan kulit, lebih tepatnya
    membunuh area kulit yang terkena luka bakar. Luka bakar tingkat 3 menghancurkan pembuluh darah dan
    saraf-saraf kulit. Luka bakar tingkat 3 berwarna putih, permukaannya kasar dan relatif tidak menyakitkan.
Luka bakar sendiri bukan penyakit yang tetap tetapi dapat berkembang. Berkembang yang dimaksud di sini adalah ketika seseorang terkena luka bakar tingkat 1 namun dibiarkan saja dan tidak ditangani, luka bakar tersebut dapat berkembang menjadi luka bakar tingkat 2. Begitu pula luka bakar tingkat 2 dapat berkembang menjadi luka bakar tingkat 3.

Gejala-Gejala luka bakar : 
Luka bakar permukaan : kemerahan, sangat kesakitan
Luka bakar sedang : kulit mlepuh, terkelupas, bengkak, sangat kesakitan
Luka bakar dalam : kulit warna putih dan seperti lilin/ hitam dan hangus, tidak terasa sakit

Komplikasi luka bakar : Renjatan/shock (gagalnya sistem peredaran darah), infeksi bakteri

Penyebab luka bakar :
- Luka bakar kering disebabkan oleh api, gas panas (misal : mengihisap asap sehingga tenggorakan dan
   paru-paru terbakar), benda panas, gesekan, senyawa kimia, listrik (termasuk petir) atau radiasi
- Luka bakar basah disebabkan oleh cairan panas, uap panas.

Hal-hal yang dapat anda lakukan ketika terkena luka bakar :
- Singkirkan penyebab luka bakar
- Buka pakaian (kecuali bila pakaian melekat di tempat luka bakar) dan benda-benda yang melekat erat
   seperti cincin, jam tangan dan ikat pinggang.
- Segera celupkan dalam air dingin/letakkan luka bakar di bawah aliran air selama kurang lebih 15 menit
   atau sampai luka berkurang. Jangan menyemprotkan luka bakar dengan tekanan tinggi,  hanya
   membiarkan air mengalir di atas area yang terbakar selama Anda bisa. Ulangi sesering mungkin
- Jangan diolesi dengan segala macam salep/cream atau pun mentega/margarin, tidak perlu dibalut.
- Jangan pecahkan kulit yang melepuh. Bila lepuhan pecah sendiri biarkan kulit seperti semula untuk
   mencegah infeksi. Mungkin perlu balutan ringan.
- Periksa dokter bila terjadi infeksi bakteri (demam, peradangan, dan pembentukkan nanah)
- Segera pergi ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat, bila terjadi hal-hal seperti di bawah ini :
  1. Luka bakar pada muka, jari, sendi, atau alat kelamin.
  2. Luka bakar sedang yang luasnya lebih besar dari telapak tangan penderita
  3. Semua jenis luka bakar dalam
  4. Rejatan/shock (pucat, keringat dingin, kulit lembab, napas dan nadi cepat, mengantk, pingsan)
  5. Menghisap asap
  6. Luka bakar karena senyawa kimia, aliran listrik atau radiasi

Obat yang dapat digunakan jika anda terkena luka bakar : 
1. Obat yang mengandung perak sulfadiazin
    Obat yang mengandung sulfadiazin perak mempunyai aktivitas sebagai antibakteri spektrum luas dan
    memiliki komplikasi yang relatif sedikit pada luka bakar. Bagi pasien yang alergi sulfa dapat diberikan
    polysporin, Bacitracin dan Bactroban
    Kegunaan : Untuk luka bakar
    Pemakaian : Oleskan 2-4 mm krim/salep pada permukaan luka. Untuk luka yang agak luas, oleskan
                       dengan menggunkan spatula atau sarung tangan.
                       Gunakan 2 kali sehari, atau sesering mungkin bila diperlukan. Lalu tutup dengan perban
                       dan plester.
    Instruksi khusus : Setiap akan menggunakan krim/salep, permukaan luka harus bersih. Untuk
                               melepaskan perban akan lebih mudah sambil disiram air secara perlahan-lahan
                               atau membasuhnya dengan larutan antiseptik
    Perhatian   : Hanya untuk obat luar
    Peringatan : Jangan gunakan obat ini kepada bayi prematur, bayi yang baru lahir atau pada ibu-ibu
                       sedang hamil
    Bentuk sediaan : krim, salep
2. Obat yang mengandung olem ioceris aselli (minyak ikan, "levertraan")
    Kegunaan : Untuk membantu penyembuhan luka bakar
    Pemakaian : 2-3 kali sehari, dioleskan
    Perhatian : Hanya untuk obat luar
    Peringatan : Jangan digunakan bila luka sudah terinfeksi
    Bentuk sediaan : Salep 10 %

Kutil

Kutil adalah jaringan yang tumbuh yang disebabkan oleh Human Papillomavirus. Kutil dapat tumbuh dimana saja bagian tubuh tetapi paling sering di tangan dan kaki. Kutil bukan merupakan penyakit yang berbahaya tetapi cukup mengganggu. Bahkan beberapa kutil dapat tumbuh menjadi ganas.  
Jenis-Jenis kutil antara lain :
1. Kutil umum (common warst), kutil ini biasanya tumbuh di tangan namun juga dapat tumbuh dimana saja
    dibagian tubuh kita. Permukaannya kasar, berbentuk seperti kubah dan berwarna abu-abu atau
    kecoklatan.
Gambar 1. Kutil umum/comman warts (medlineplus.com)
2. Kutil plantar (Flat Warts) biasanya tumbuh di telapak kaki. Kutil yang muncul di telapak
    kaki akan menyebabkan rasa sakit jika anda berdiri atau berjalan, rasanya seperti ketika kaki anda
    menginjak kerikil.
Gambar 2. Kutil plantar/Plantar Warts (medlineplus.com)
3. Kutil Kelamin (Genital warst/condyloma), kutil ini biasanya ditemukan di sekitar alat kelamin, di daerah
    lipatan paha, tetapi kutil kelamin juga dapat muncul di dalam vagina dan kanal anus.
4. Kutil Datar (Flat Warts), Kutil datar biasanya tumbuh di wajah, lengan atau kaki. Sering juga kutil datar
    tumbuh pada muka atau dahi anda. Kutil datar banyak tumbuh/menyerang pada anak-anak.
Gambar 3. Kutil datar/flat warts di leher dan pipi (medlineplus.com)
4. Kutil subungual atau periungual, kutil yang mucul di bawah dan disekitar kuku atau kuku kaki, Kutil
    periungual dapat mempengaruhi pertumbuhan kuku.
Gambar 4. kutil subungual (medlineplus.com)
5. Kutil filiform, (Filiform warts), kutil ini biasanya tumbuh di sekitar mulut, hidung, dan daerah janggut.
Gambar 5. Kutil Filiform/Filiform warts (www.websters-online-dictionary.org)
Gejala-gejala kutil : 
- Saat berjalan terasa nyeri
- Adanya penebalan jaringan kulit, permukaan tidak rata
- Kutil di kaki bisa terasa sakit bila tertekan saat berdiri
   Komplikasi kutil :
- Menyebar ke bagian kulit yang lain, jari-jari, siku, alat kelamin atau bagian lain dari kulit

Penyebab kutil : 
- Infeksi Human Papillomavirus pada sel kulit, menyebabkan sel tersebut tumbuh dengan cepat dan dapat
   membentuk tonjolan. Kutil disebarkan melalui kontak dan cenderung untuk berulang bahkan setelah kulit
   diangkat dan dibersihkan

Hal yang dapat anda lakukan ketika terkena kutil : 
- Kutil dijaga jangan sampai berdarah agar tidak menyebar
- Lakukan pengobatan sendiri
- Bila dengan pengobatan sendiri tidak sembuh, segera hubungi dokter

Obat yang dapat digunakan untuk mengobati kutil : 
1. Diberikan obat yang mengandung asam salisilat 2 g, asam laktat 0,5 g, polidokanol 0,2 g
    Kegunaan : Untuk penebalan kutil yang mengeras dijari-jari kaki, kutil, mata ikan, kapalan
    Cara Pemakaian : Oleskan 1 tetes pada pagi dan malam hari
    Perhatian : Jangan mengenai kulit sehat. Sebaiknya lindungi kulit yang sehat di sekitarnya dengan salep
    seng oksida
    Peringatan : Jangan oleskan pada tanda lahir, kutil yang berambut, kutil di daerah kemaluan atau
    di muka. Jangan mengenai mata dan mulut
2. Asam Salisilat
    Kegunaan : mempunyai efek keratolitik
    Cara pemakaian : dioleskan 1 tetes, 2 kali sehari
    Perhatian : Jangan mengenai kulit sehat
3. Asam Laktat
    Kegunaan : Mempunyai efek kausatik
    Aturan pakai : dioleskan 1 tetes, 2 kali sehari
    Perhatian : Jangan mengenai kulit yang sehat

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

I.  PENGANTAR

Penelitian Skripsi Farmasi
Rancangan Kegiatan
Untuk memahami dan memecahkan masalah di bidang farmasi serta memperoleh pengetahuan baru,
secara: 
1.      ilmiah:  berdasarkan fakta atau data empiris
2.      sistematis:  menurut pola tertentu
3.      logis: berdasarkan penalaran.

Pola penelitian terdiri dari:
  1. Masalah
  2. Kajian Pustaka
  3. Hipotesis
  4. Variabel
  5. Instrumen
  6. Rancangan
  7. Sampel
  8. Data
  9. Hasil
  10. Laporan
Tiga langkah besar yang harus dilakukan:
  1. Penyusunan rancangan penelitian
  2. Pelaksanaan Penelitian
  3. Penulisan Laporan.
MENENTUKAN VARIABEL
Pengertian dan Macam Variabel Menurut Pengertian dan Macam Variabel:
Menurut Sutrisno Hadi, variable merupakan gejala yang bervariasi.
Misal: jenis kelamin: laki-laki dan perempuan,   berat badan= 40 kg, 50 kg.
Gejala adalah obyek penelitian.
Variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi.
Variabel terdiri dari:
  1. Kuantitatif, misal luas kota, umur, banyaknya jam dalam sehari.
  2. Kualitatif, misal:  kemakmuran, kepandaian.
Variabel Kuantitatif, meliputi:
  1. Variabel diskrit/ variable nominal/ variable katagorik
Missal: ya dan tidak
            Laki-laki dan perempuan
            Hadir dan tidak hadir.
  1. Variabel Kontinum, meliputi:
    1. Variabel ordinal, misal: panjang, kurang panjang (pendek)
    Pandai, tidak pandai.
    1. Variabel interval, missal:  suhu luar 31o C
       Suhu tubuh 37o C
       Selisih suhu luar dan tubuh 6o C
    1. Variabel Rasio:  Variabel perbandingan
Missal: berat A 70 kg, berat B 35 kg.  Berat A 2xB

Kerangka  Proposal Penelitian Skripsi
Secara garis besar, proposal meliputi:
BAB I.  PENDAHULUAN
BAB II.  KAJIAN TEORI
BAB III.  METODE PENELITIAN

Setelah proposal dikerjakan, maka dibuat laporan dengan menambahkan:
BAB IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V.  KESIMPULAN DAN SARAN

Urutan Penyusunan Proposal
A.  Judul
Judul memuat jenis, obyek, subyek, metode, tempat dan waktu penelitian.
Jenis penelitian dapat ditinjau dari tujuan, kegunaan, metodenya.
Obyek penelitian : sasaran penelitian.
Subyek penelitian:  siswa, orang, atau benda tempat obyek berada.
Metode penelitian:  cara yang dipakai untuk mengumpulkan data dan mengolah data.
Judul tidak harus lengkap, tetapi harus selalu rigkas dan jelas.  Keterangan yang berhubungan dengan judul dapat dibahas pada batasan masalah.
B.  Ruang lingkup
            Ilmu pengetahuan dikelompokkan ke dalam:
Cabang
Bidang
Disiplin

            Penelitian mencakup: suatu disiplin, bidang atau gabungannya.

C.  Pendahuluan
1.  Latar Belakang
Masalah, timbul karena ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan
                                                     Cita-cita dan realita
                                                     Rencana – pelaksanaan
                     Ilmiah, sistematis, dan logis
                          Didapat hasil penelitian.

Bagian ini memberikan rasional mengapa masalah tersebut penting untuk diteliti, menarik perhatian peneliti, tidak menimbulkan masalah social, dalam jangkauan peneliti, baik dari segi akademis, biaya, tenaga, maupun waktu.
Penting di sini dimaksudkan penting untuk memecahkan masalah actual dan penting untuk pengembangan ilmu.
2.  Identifikasi Masalah
Kegiatan untuk menentukan kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Faktor-faktor apa saja yang terkait dengan masalah tersebut, memilah-milah menjadi masalah yang lebih kecil.
Memilih masalah yang paling esensial untuk diteliti.
3.  Pembatasan Masalah
            Masalah perlu dibatasi agar terdapat dalam jangkauan peneliti.
4.  Perumusan Masalah
            Merupakan pertanyaan yang perlu dicari jawabannya melalui penelitian.
Masalah harus dirumuskan secara spesifik.  Penelitian tidak boleh terlalu luas, terlalu banyak, atau sudah diteliti oleh banyak orang lain.
            Perumusan masalah selalu dinyatakan dengan kalimat tanya.
5.  Tujuan Penelitian
            Tujuan penelitian disusun untuk menemukan jawaban masalah penelitian.  Harus ada hubungan y;ang jelas antara tujuan penelitian dengan perumusan masalah.  Tujuan penelitian selalu dinyatakan dengan kalimat deklaratif.
6.  Kegunaan Penelitian.        
            Kegunaan praktis untuk menjawab masalah-masalah mikro atau makro.  Kegunaan untuk penggembangan ilmu.

BAB. II
KAJIAN PUSTAKA
            Berisi kerangka teori yang merupakan deskripsi teori dan penelitian yang relevan.
A.  Deskripsi teori
            Disusun untuk mencari jawaban masalah.  Penelitian farmasi pada tingkat teoritik, peneliti perlu mengkaji sumber acuan pokok.
Sumber acuan umum dan khusus berupa buku-buku, ensiklopedia dan semacamnya.
Peneliti akan memperoleh teori-teori dan konsep-konsep dasar dilakukan penjabaran atau analisis, melalui penalaran deduktif.
B.  Penelitian yang Relevan.
            Adalah sumber acuan khusus yang berupa penelitian farmasi yang terdapat dalam jurnal, bulletin, skripsi, dan semacamnya.
            Dalam sumber acuan khusus, peneliti akan memperoleh hasil-hasil penelitian yang terdahulu.  Dari penemuan-penemuan atau hasil-hasil penelitian dilakukan pemaduan atau sintesis, melalui penalaran induktif.
C.  Kerangka Teori
            Kerangka berfikir berisi gambaran pola hubungan antar variable atau pola hubungan antar variable atau kerangka konsep yang akan digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, disusun berdasar kajian teoritik yang telah dilakukan.
D.  Hipotesis  (bila ada).
            Penyusunan hipotesis bisa dari deduksi dan induksi, diharapkan dapat diperoleh jawaban yang idanggap paling besar kemungkinan kebenarannya.  Jawban inilah yang merupakan hipotesis penelitian.

BAB III.
METODE PENELITIAN
A.  Desain Penelitian
            Ada 4 jenis desain, dasar peneltian yaitu desain satu factor, desain satu cuplikan, desain ulangan, dan desain factorial.  Penelitian dapat kombinasi dari desain-desain tersebut.
            Ada hubungan yang erat antara jenis desain penelitian dengan teknik analisi data penelitian.
B.  Definisi operasional variable penelitian.
            Desain penelitian berisi hubungan antar berbagai variable atau ubahan yang akan diteliti.  Oleh karena itu diperlukan definisi operasional dari variable tersebut. 
Defininisi operasional penting untuk menentukan instrument untuk pengumpulan data.  Perlu dirinci variable yang akan diteliti.



Populasi dan Sampel Penelitian,
1.  Populasi Penelitian
            adalah keseluruhan subyek penelitian.  Populasi merupakan subyek tempat obyek penelitian berada.  Penelitian biasanya dilakukan terhadap sample atau cuplikan, tetapi hasilnya degeneralisasikan terhadap populasi.
2.  Sampel penelitian.
            Sampel atau cuplikan penelitian adalah bagian dari populasi yang masih memiliki sifat-sifat populasi.
Sampel harus dapat mewakili populasi karena hasil-hasil penelitian terhadap sample akan digeneralisasikan terhadap populasi.
3. Teknik pengambilan sample:  random, strata, area, sistematik, pupossive, quota, cluster, double, atau kombinasi dari  teknik-teknik tersebut. 
4.  Teknik Pengumpulan Data
a).  Instrumen penelitian
            Alat ukur yang digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis.
b).,  Teknik pengumpulan data
            Cara-cara memperoleh data yang diharapkan.
5.  Teknik Analisis Data
            Teknik analisis data penelitian berhubungan erat dengan desain penelitian, missal anava-AB adalah teknik analisis data penelitian untuk desain factorial dua factorial.   Analisis data tergantung dari datanya, data dapat dianalisis secara kualitatif, kuantitatif non statistic, statiastika parametriik, atau statistika non parametric.
C.  Alat dan Bahan yang digunakan
            Spesifikasi alat dan bahan harus dicantumkan.
Penyusunan seperti dalam petunjuk penulisan skripsi.

I. JENIS PENELITIAN

A.  Penelitian Menurut bidangnya.
            1.  Pendidikan
            2.  Sejarah
            3.  Kimia
            4.  Biologi
            5.  Farmasi
            6.  Ekonomi
            7.  Kedokteran, dll.
B.  Menurut tempatnya.
            1.  Laboratorium
            2.  Perpustakaan.
            3.  Lapangan.
C.  Menurut Tujuan
            1.  Eksploratif: untuk menemukan sesuatu yang baru.
            2.  Pengembangan
                  3.  Verifikatif:  untuk menguji / mengulangi hasil peneliti9an yang sudah ada.
D.  Menurut Tarafnya.
            1.  Deskriptif.
            2.  Inferensial
E.  Menurut Approachnya
            1.  Longitodinal (menurut waktu)
                        Pengamatan minggu ke 1, 2, 3, dst.
            2.  Cross-sectional (diambil dalam waktu berlainan).

Rabu, 26 Oktober 2011

Kudis

Kudis merupakan suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit. Meskipun tidak berbaha, rasa gatal yang hebat dapat menganggu. Kudis dapat menular ke orang lain dan lebih umum terjadi di lingkungan hidup yang sangat padat dan sanitasi yang jelek, melalui sentuhan dengan penderita atau baju/peralatan tempat tidur penderitan (sprei, selimut sarung bantal, dll)

Gejala-gejala kudis : 
- Terdapat binti kecil berwarna merah pada kulit, biasanya pada tangan, lipatan siku, sekitar alat kelamin,
   dan lipatan tubuh lainnya
- Garis berwarna putih/merah di kulit (merupakan liang pada kulit yang dibuat oleh tungau untuk menaruh 
   telurnya).
- Rasa gatal yang hebat
- Luka/koreng, yang disebabkan oleh garukan

Komplikasi : 
- Infeksi sekunder
- Rasa gatal setelah sembuh/eksim

Penyebab kudis :
Gangguan pada kulit disebabkan oleh parasit yang sangat kecil yang disebut tungua kudis yaitu Sarcoptis scabei yang termasuk dalam famili Arthropoda

Hal-hal yang dapat dilakukan jika anda terkena kudis :
- Kunjungi dokter bila anda menduga terserang kudis, karena sangat mudah keliru dengan kelainan kulit 
   lainnya.
- Balurkan cairan anti kudis ke seluruh tubuh mulai dari bawah leher (jangan sampai mengenai mata dan 
   mulut)Biarkan selama 24 jam, lalu cuci bersih. Ulangi tindakan yang sama seminggu kemudian
- Rendam pakaian/perlatan tempat tidur yang sudah dipakai dalam air panas.

Pencegahan penyakit kudis : 
Bila salah satu anggota keluarga terserang kudis, gunakan cairan anti kudis pada seluruh anggota keluarga lain sebagai tindakan pencegahan.

Obat yang dapat digunakan ketika anda terserang penyakit kudis : 
1. Sediaan yang mengandung Gamaheksan (lindane) 0,5 %, triklorokarbanilida 0,5%, asam salisilat 2%
    Kegunaan : untuk mengatasi kudis, kutu rambut, kurap dan infeksi jamur lain
    Cara pemakaian : 
    Bersihkan bagian yang sakit, gunakan air hangat dan sabun mandi, keringkan dengan handuk, lalu
    oleskan obat sambil digosok. Biarkan selama 24 jam dan dibersihkan pada pengobatan berikutnya.
    Perhatian : Hanya untuk pemakaian luar, jangan ditelan
    Peringatan : jangan sampai mengenai mata dan mulut. Bila timbul iritasi pada kulit,
    hentikan pengobatan dan konsultasi dengan dokter atau Apoteker
    Bentuk sediaan : Salep
2. Sediaan yang mengandung Lindane 1%, asam usnat 1%
    Kegunaan : untuk mengurangi gejala kudis (skabies)
    Cara pemakaian : oleskan pada kulit yang kudisan
    Bentuk sediaan : salep
    Instruksi khusus : hanya untuk pemakaian luar

Ketombe

Ketombe adalah pengelupasan kulit kepala dalam jumlah kecil dari kulit kepala yang kelihatan normal. Banyak terjadi dan tidak berbahaya. Ketombe bukan disebabkan oleh kulit kepala yang kotor, namun apabila kulit kepala jarang dicuci akan menambah penumpukan kulit kepala yang terkelupas. Ketombe bukan disebabkan oleh pemakaian jenis shampo yang salah atau pun karena stress (tekanan batin). Ketombe kadang menyebabkan rambut rontok. Keadaan lain yang menyebabakan pengelupasan kulit kepala adalah eksema, psoriasis dan infeksi jamur yang biasanya tidak disebut sebagai ketombe

Gejala-Gejala Ketombe :
- Kepala gatal, dan terdapat banyak pengelupasan lapisan kulit, kulit kepala kering/agak berminak.
- Kotoran putih (kulit yang terkelupas) dengan mudah bisa dihilangkan. Masalah ketombe kadang diketahui
   setelah kotoran putih jatuh di bahu

Penyebab Ketombe :
Ketombe disebabkan oleh dermatitis seboroika, peradangan ringan pada kulit kepala yang menyebabkan pengelupasan lapisan kulit digabung dengan gangguan kelenjar sebaseus (minyak) baik karena produksi minyak yang berlebihan atau malah terlalu sedikit. Sebab dermatitis seboroik diduga karena segenis jamur pitysporum, tetapi tidak semua dokter setuju dengan teori ini.
Tidak diketahui dengan pasti, lapian kulit tua dan juga di kepala secara normal akan dibuang secara berkala untuk pertumbuhan kulit yang baru, tetapi pembuangan ini biasanya tidak terlihat

Hal yang dapat anda lakukan ketika anda menderita ketombe :
- Jangan digaruk untuk mencegah infeksi
- Periksa ke dokter bila gejala tidak berkurang setelah 1-2 minggu pemakaian shampo anti-ketombe
- Lakukan pencegahan :
   1. Bila kulit kepala kering, olesi dengan minyak zaitun sampai ke akar-akarnya dan biarkan setengah jam
       sebelum di cuci
   2. Bila terlalu berminyak, gunakan shampo ringan yang bisa dipakai berulang kali
   3. Jaga kebersihan rambut. Kapan harus mencuci rambut tergantung aktifitas dan berapa banyak keringat
       yang keluar dan bisa berkisar antara setiap hari sampai 3-4 kali sehari
   4. Pakai shampo anti-ketombe dalam jangka waktu lama untuk mempertahankan keadaan bebas
       ketombe karena keadaan ini akan berulang kembali bila jamur pityrosporum belum hilang sama sekali

Obat yang dapat digunkan ketika terserang ketombe :
1. Shampo yang mengandung Selenium sulfid/Zinc pirithone
2. Shampo yang mengandung Mundidone (Povidone iodine 4 %)
    Kegunaan : sebagai anti ketombe, perawatan rambut dan kulit kepala, mencegah infeksi kulit kepala
    Cara Pemakaian :
    - Untuk ketombe berlebihan, gunakan 2 kali seminggu sampai ketombe hilang
    - Untuk mencegah ketombe, gunakan 1 x seminggu secara rutin
    Peringatan : Hentikan pengobatan jika timbul iritasi lokal. Hanya untuk pemakaian luar
3. Shampo yang mengandung sulfur
    Kegunaan
    Untuk menghilangkan ketombe
    Cara pemakaian
    Basahi rambut, oleskan shampo secukupnya. Gosok-gosokan hingga berbusa. Pijatlah kulit kepala
    selama 1-2 menit, kemudian bilas dengan air sampai bersih
4. Resorsinol
    Kegunaan : mempunyai efek antibakteri, antijamur, antiiritan lokal dan keratolitik
    Bentuk sediaan :
    - Salep dengan kadar resorsino 1-2 %
    - Lotion (Cairan)
    Cara pemakaian : Dioleskan pada kulit rambut

Selasa, 25 Oktober 2011

LUPUS

Lupus yang Misterius
 
A. DEFINISI
Sistem kekebalan tubuh berperan penting dalam tubuh. Fungsinya adalah melindungi tubuh manusia dari serangan antigen seperti bakteri, virus, dan mikroba. Bagaimana bila sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan? Kondisi tersebut dapat memicu kemunculan penyakit lupus, yang pada 10 Mei ditetapkan sebagai hari Lupus sedunia. Walaupun penyakit tersebut sejak lama ada, tetapi lupus masih dianggap penyakit misterius karena belum diketahui pasti penyebab dan cara penyembuhannya hingga tuntas.
Lupus Eritematosus Sistemik ( SLE ) adalah suatu penyakit autoimun kronik yang menyerang berbagai system dalam tubuh. Semula SLE digambarkan sebagai suatu gangguan kulit, sekitar tahun 1800-an diberi nama lupus karena sifat ruamnya yang berbentuk “kupu-kupu”, melintasi tonjolan hidung dan meluas pada kedua pipi yang menyerupai gigitan serigala ( lupus adalah kata dalam bahasa latin yang berarti serigala ). SLE merupakan penyakit kelebihan kekebalan tubuh. Penyakit lupus terjadi akibat produksi antibodi berlebihan,sehingga tidak berfungsi menyerang virus, kuman, atau bakteri yang ada di dalam tubuh, melainkan justru menyerang system kekebalan sel dan jaringan tubuh sendiri.
"Lupus dikenal dengan penyakit 1.000 wajah, karena antara pasien lupus yang satu dengan pasien lupus yang lain mengalami keluhan yang berbeda-beda. Karena mereka menyerang bagian tubuh yang berbeda pula," tutur Prof Zubairi dokter yang juga menjadi penasihat medik Yayasan Lupus Indonesia. Lupus merupakan penyakit kelainan imunitas yang berpotensi menyerang seluruh bagian sistem tubuh manusia, baik jaringan, organ, darah, saraf, tulang, otak, maupun sel darah. "Lupus ini bisa menyerang bagian tubuh mana saja. Bisa merusak ginjal, trombosit, sendi, mengganggu otak, paru, jantung, juga bisa menyebabkan stroke, termasuk pada mata" jelas spesialis mata dr Sudarman Sjamsoe SpM.
Ada 3 (tiga) jenis penyakit Lupus yang dikenal yaitu:

1. Discoid Lupus, yang juga dikenal sebagai Cutaneous Lupus, yaitu: penyakit Lupus yang menyerang kulit.

2. Systemic Lupus, penyakit Lupus yang menyerang kebanyakan sistem di dalam tubuh, seperti kulit, sendi, darah, paruparu,
ginjal, hati, otak, dan sistem saraf. Selanjutnya kita singkat dengan SLE (Systemic Lupus Erythematosus).

3. Drug-Induced Lupus, penyakit Lupus yang timbul setelah penggunaan obat tertentu. Gejala-gejalanya biasanya
menghilang setelah pemakaian obat dihentikan.

.


           
B. ETIOLOGI DAN EPIDEMIOLOGI
            Setiap individu mempunyai gejala maupun faktor timbul yang berbeda. Penyakit tersebut memang tidak menular, tetapi bisa diturunkan karena faktor genetik. Faktor lingkungan seperti sinar matahari, obat, dan intervensi virus dapat menjadi penyebab timbulnya lupus.
Penyakit tersebut lebih banyak menyerang wanita dibanding pria. Sampai sekarang penyebabnya masih belum diketahui pasti. Tetapi salah satunya karena meningkatnya hormon estrogen yang merupakan hormon wanita. Kemunculannya yang menyerupai penyakit lain, menjadikan penyakit ini sering disebut sebagai penyakit 1.000 wajah. Untuk itu, dibutuhkan ketelitian dari para dokter dalam mendiagnosis penyakit yang dialami orang dalam lupus ini (odapus). Penyakit tersebut umumnya rentan menyerang mereka yang berumur 15-44 tahun. Lupus merupakan penyakit yang menyerang orang-orang dalam keadaan sehat. Penyakit lupus awalnya tidak terlihat, maksudnya pada gejala awal tidak memperlihatkan bahwa si penderita ini terserang lupus. Mereka terlihat normal.
Penyakit lupus memang belum dikenal banyak orang. Adanya pendeteksian dini, diagnosis, dan penanganan yang cepat dan tepat pada orang yang mengalami gejala lupus sangat penting dilakukan untuk membantu menekan tingkat penyerangan lupus.
Selain faktor keturunan, faktor lingkungan seperti infeksi virus, cahaya matahari, dan obat-obatan diduga ikut berperan dalam timbulnya gejala.

C. GEJALA KLINIS
ü  Sakit pada sendi (Arthalgia) 95%
ü  Demam hampir mencapai 380C 90%
ü  Bengkak pada sendi (Arthritis)  90%
ü  Lelah yang berkepanjangan 81%
ü  Ruam pada kulit 74%
ü  Anemia 71%
ü  Gangguan ginjal 50%
ü  Sakit di dada saat mengambil nafas dalam (pleurisy) 45%
ü  Ruam bentuk kupu-kupu melintang pada pipi dan hidung 42%
ü  Sensitif pada matahari/sinar (photosensitive) 30%
ü  Rambut rontok 27%
ü  Gangguan pembekuan darah 20%
ü  Fenomena Raynaud’s (jari memutih dan atau biru saat dingin) 17%
ü  Stroke 15%
ü  Sariawan 12%
ü  Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari
ü  Gangguan pencernaan
ü  Pegal-pegal
ü  Pada darah terjadi penurunan jumlah eritrosit, leukosit, dan trombosit
ü  Pada sistem saraf terjadi gangguan otak, sumsum tulang belakang, dan saraf tepi yang menyebabkan pusing atau kejang
ü  Peradangan


D. DIAGNOSIS
            The American Rheumatism Association telah mengembangkan criteria untuk memilah SLE. Adanya empat atau lebih dari ke-11 kriteria baik secara serial maupan simultancukup untuk menegakkan diagnosis.
             1.    Ruam di daerah malar
             2.    Ruam discoid
             3.    Fotosensivitas
             4.    Ulkus pada mulut
             5.    Arthitis : tidak erosive, pada dua atau lebih sendi-sendi perifer
             6.    Serositis : Pleuritis atau perikarditis
             7.    Gangguan pada ginjal : Proteinuria persisten yang lebih dari 0,5 g/hari, atau adanya silinder selular
             8.    Gangguan neurologik : kejang-kejang atau psikosis
             9.    Gangguan hematologik : anemia hemolitik, leucopenia, limfopenia, atau trombositopenia
          10.    Gangguan imunologik : Sel-sel lupus eritematosus (LE) positif, Anti-DNA, anti-Sm, atau suatu uji serologic positif palsu untuk sifilis
          11.    Antibodi antinuclear (ANA)

Mengapa SLE sulit didiagnosa?

Karena SLE merupakan suatu penyakit yang menyerang banyak sistem tubuh, jadi sebelum keseluruhannya dapat
didiagnosa, dapat terjadi gejala-gejala di beberapa bagian tubuh dan dengan beberapa tes darah barulah dapat
mendukung ke beradaan penyakit ini.

SLE juga sulit didiagnosa karena penyakit ini merupakan tipe yang berkembang dengan lambat dan lama, di mana
gejalanya dapat datang dan pergi, jadi butuh waktu untuk membuktikan keberadaan penyakit ini di dalam darah, di mana
hasil pemeriksaan suatu saat positif dan disaat lain dapat menjadi negatif.

Ini membutuhkan waktu beberapa bulan bahkan beberapa tahun bagi dokter untuk dapat memberikan diagnosa yang
akurat untuk penyakit ini. SLE juga sulit didiagnosa karena tidak ada tes laboratorium khusus untuk penyakit ini.
Pemeriksaan SLE :
Pemeriksaan penyakit lupus ini bisa menggunakan uji laboratorium. …patofis hal 1394

Penegakan diagnosis :
  • CT scan otak dilakukan atas pertimbangan saat itu terjadinya perburukan dalam perawatan yang diduga akibat stroke.
  • Magnetic resonance imaging (MRI) merupakan pilihan yang terbaik karena pemeriksaan tidak invasif dan sensitif dalam mengevaluasi kelainan pada medula spinalis2,13.

PROGNOSIS
Prognosis untuk SLE bervariasi dan bergantung pada keparahan,gejala, keparahan organ-organ yang terlibat,dan lama waktu remisi dapat dipertahankan.SLE tidak dapat disembuhkan penatalaksanaan ditujukan untuk mengatasi gejala.pronosis berkaitan dengan sejauh mana gejala-gejala ini dapat diatasi.

E. PATOFISIOLOGI
Dalam tubuh seseorang terdapat antibodi yang berfungsi menyerang sumber
  penyakit yang akan masuk dalam tubuh. Uniknya, penyakit Lupus ini antibodi
  yang terbentuk dalam tubuh muncul berlebihan.
 
Hasilnya, antibodi justru menyerang sel-sel jaringan organ tubuh yang sehat.
  Kelainan ini disebut autoimunitas .

 
Antibodi yang berlebihan ini, bisa masuk ke seluruh jaringan dengan dua 
  cara  yaitu :.
  Pertama, antibodi aneh ini bisa   langsung menyerang   jaringan  sel tubuh, 
  seperti   pada sel-sel darah merah yang menyebabkan  selnya akan hancur. 
  Inilah yang  mengakibatkan  penderitanya kekurangan sel darah merah atau 
  anemia.

   Kedua, antibodi bisa bergabung dengan antigen (zat perangsang pemben
  tukan  antibodi), membentuk ikatan yang disebut kompleks imun.Gabungan 
  antibodi  dan antigen mengalir bersama darah, sampai tersangkut di pem
  buluh  darah   kapiler akan menimbulkan peradangan.

 
Dalam keadaan normal, kompleks ini akan dibatasi oleh sel-sel radang 
  (fagosit)   Tetapi, dalam keadaan abnormal,  kompleks ini tidak dapat 
  dibatasi dengan   baik. Malah sel-sel radang tadi bertambah banyak sambil 
  mengeluarkan  enzim, yang menimbulkan peradangan di sekitar kompleks.

 
Hasilnya, proses peradangan akan berkepanjangan dan akan merusak 
  organ  tubuh dan mengganggu fungsinya. Selanjutnya, hal ini akan terlihat 
  sebagai  gejala penyakit. Kalau hal ini terjadi, maka dalam jangka panjang 
  fungsi organ  tubuh akan terganggu.

PATOGENESIS LES
Kelainan sistem imun pada LES ditandai dengan berbagai faktor dan lingkungan yang mampu mengubah sistem imun tersebut yang mungkin sudah didasari kelainan genetik, seper-ti erlihat pada gambar 1. Antigen dari luar yang akan diproses oleh makrofag (APC) akan menyebabkan berbagai keadaan seperti: apoptosis, aktivasi atau kematian sel tubuh, sedangkan beberapa antigen di tubuh tidak dikenal (selanjutnya disebut SelfAntigen) contoh nucleosomes, U1RP dan Ro/SS-A. Antigen tersebut akan
diproses seperti umumnya antigen lain oleh APC dan sel B. Peptida ini akan menstimulasi sel T dan akan diikat oleh sel Bpada reseptornya untuk selanjutnya menghasilkan suatu anti-bodi yang merugikan tubuh. Antibodi yang dibentuk oleh peptida ini dan antibodi yang dibentuk oleh antigen eksternal akan merusak organ target (glomerulus, sel endotel dan thrombosit). Di sisi lain antibodi juga dapat berikatan dengan antigennya untuk membentuk komplek imun (IC) yang dapat merusak berbagai organ tubuh bila terjadi endapan. Aktivasi sel T dan sel B tersebut sebetulnya akan di-
kontrol oleh gen-gen yang berbeda, yang mungkin dapat direspon tubuh dengan cara pembersihan antigen atau komplek imun di dalam sirkulasi. Perubahan abnormal di dalam sistem imun tersebut dapat mempresentasikan protein RNA, DNAdanphospholipid ke dalam sistem imun tubuh. Beberapa autoantibodi dapat me-liputi trombosit dan eritrosit karena antibodi tersebut dapat berikatan dengan glycoprotein II dan III di dinding trombosit dan eritrosit. Di sisi lain antibodi juga dapat bereaksi dengan antigen sitoplasmik trombosit dan eritrosit yang akhirnya akanmenyebabkan proses apoptosis
 pada penderita LES dan keadaan ini sering menimbulkan kerusakan jaringan bila terjadi pengendapan. Komplek imun
tersebut dapat juga berkaitan dengan komplemen yang akhir-nya berikatan dengan reseptor C3b di sel darah merah yang akan menimbulkan hemolisis. Bila komplek imun melalui hepar maka akan dieliminasi dengan cara mengikat C3bR dan bila melalui limpa akan diikat oleh FcR. IgG. Ketidakmampu-an kedua organ tersebut akan menimbulkan manifestasi klinik berupa hemolisis. Deposit komplek imun sirkulasi (CIC) tidak sederhana karena melibatkan aktivasi berbagai komplemen, PMN dan
berbagai mediator inflamasi lainnya yang timbul karena kerusakan/disfungsi sel endotel pembuluh darah. Berbagai keadaan sitokin yang terjadi pada LES ialah : penurunan jumlah IL-1dan peningkatan IL-6, IL-4 dan IL-6. Ketidakseimbangan sitokin ini dapat meningkatkan aktivasi sel B untuk membentuk antibodi.
Berbagai keadaan sel T dan Sel B yang terjadi pada LES:
1. Sel T Limfopenia ,Penurunan sel T supresor ,Peningkatan sel T helper ,Penurunan memori dan CD4 ,Penurunan aktivasi sel T supresor ,Peningkatan aktivasi sel T helper
2. Sel B ,Aktivasi dan poliklonal sel B ,Peningkatan terhadap respon sitokin

F. TERAPI
a). Farmakologi
Kebanyakan gejala penyakit Lupus adalah peradangan. Jadi pengobatan lebih banyak ditujukan untuk mengurangi peradangan tersebut. Ada 2 golongan besar obat yang digunakan dalam pengobatan penyakit ini yaitu:
1.     Golongan corticosteroid
Merupakan obat utama
2.     Golongan noncorticosteroid,
Merupakan obat pelengkap, antara lain
·         Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs),
Untuk mengatasi keluhan nyeri dan bengkak sendi
·         Antimalarials
Untuk mengatasi gejala penyakit pada kulit, rambut, nyeri otot, dan sendi, misalnya klorokuin dan dihidroksiklorokuin
·         Obat imunosupressif, semacam siklofostamid untuk mengatasi kondisi yang disertai gangguan ginjal dan obat-obat cytotoxic, azatioprin yang merupakan obat pendamping kortokosteroid agar penggunaan kortikosteroid dapat dikurangi, dan klorambusil

b). Non Farmakologi
Rasa marah, kecewa, terkadang menutup diri, emosi, dan lebih sensitif lebih sering dialami odapus. Juga rasa takut akan perlakuan yang berbeda dari orang terdekat pasti timbul pada odapus atau rasa takut akan kehilangan orang terdekat. Berikan mereka perhatian yang lebih, jangan biarkan mereka depresi karena penyakit ini. Kasih sayang dan dukunganlah yang mereka butuhkan untuk bertahan sebagai odapus.

Tips hidup sehat bagi penderita odapus :
1)     Hati-hati di bawah sinar matahari
2)     Makan sehat dan seimbang
3)     Hangati pada saat sakit
4)     Olahraga
5)     Jangan merokok
6)     Mengatasi kelelahan
7)     Atasi demam atau infeksi
8)     Waktu kerja disesuaikan dengan kondisi
9)     Latihan pernafasan dan meditasi
10)  Diet sehat dengan vitamin dan mineral
11)  Menghindari daripada putus obat terutamanya steroida tanpa nasihat dokter yang merawat.
12)  Perlu mengikuti perawatan lanjutan di klinik-klinik yang mengobati pesakit-pesakit SLE.